Nama TGB terekam dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada Januari 2018. Dari hasil tersebut, ada lima calon yang merepresentasikan golongan kalangan muda relijius—seperti hasil proyeksi beberapa tokoh. TGB muncul pada urutan ketiga dengan persentase 2,2 persen di bawah Cak Imin 14,9 persen dan Zulkifli Hasan 3,8 persen.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai munculnya TGB pada survei cawapres potensial, mengartikan dia disukai masyarakat.
"TGB saya lihat peluangnya tetap sama dengan tokoh lain, karena survei-survei itu kan potret yang terjadi saat disurvei. Berarti, masih bisa turun dan bisa naik (persentasenya)," ujar Emrus kepada era.id, Senin (26/2/2018).
Alasan lain, sambung Emrus, Gubernur NTB dua periode itu adalah sosok tokoh santri yang pluralis dan mampu merangkul semua kalangan.
"Dia (TGB) adalah tokoh Islam yang moderat dan pluralis. Saya melihat bahwa peluang beliau (TGB) sama dengan peluang-peluang lain yang akan mendampingi Jokowi," tutur Emrus.
Dia menambahkan, tidak mungkin TGB berhasil berhasil masuk bursa lembaga jika tidak memiliki prestasi. Dalam catatannya, pada tahun 2017, TBG ditetapkan sebagai kepala daerah terbaik tahun 2017. Penghargaan itu diberikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada acara Leadership Award kepada Gubernur NTB di Jakarta.
Infografis (Rahmad/era.id)
Jokowi sendiri bahkan diketahui beberapa kali bertemu TGB. Bahkan ia tak segan mengunggah kedekatannya dengan orang nomor satu di NTB melalui vlog pribadi miliknya.
Meski begitu, Emrus tak dapat memastikan kemana TGB akan berlabuh. "Sangat dinamis. Di Indonesia, politik sangat cair dan tidak bisa kita pastikan apakah dia berlabuh dengan Jokowi atau berlabuh dengan Prabowo," kata dia.
Infografis (era.id)