"Kalau pembicaraan internal terbatas di PDIP sudah ada, tidak mungkin sudah bicara capres tidak ada pembahasan cawapresnya," kata Puan Maharani, ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (27/2/2019) malam.
Dia menyebutkan, pembahasan untuk lingkup yang lebih besar belum dilakukan karena masih ada waktu hingga Agustus 2018. Sejumlah nama masuk dalam bursa cawapres untuk Jokowi, tapi kata Puan belum ada pengerucutan.
"Itu terus kita lihat karena politik kan dinamikanya sangat cepat sekali. Kita lihat sudah cukup banyak nama yang kapasitasnya baik untuk mendampingi capres," katanya.
Puan yang juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu mengatakan PDIP menginginkan kepemimpinan presiden dan wapres periode 2019-2024 lebih baik dibanding periode saat ini.
Ketika ditanya kriteria yang dicari PDIP untuk cawapres, Puan mengatakan pihaknya tudak bicara orang per orang.
"Yang pasti dia dapat menjaga NKRI, menjaga keberagaman, kemudian punya visi dan misi yang sama dengan presiden," katanya.
Puan menyebutkan kalau Jokowi terpilih kembali menjadi presiden, maka pada periode mendatang, pemerintah harus bisa memberikan kontribusi yang lebih baik dari pada periode pertama ini.
Ketika ditanya apakah dia akan kembali menjadi Ketua Bappilu PDIP, Puan mengatakan belum ada keputusan namun sebagai kader dirinya akan memberikan kontribusi kepada partai.
"Kita tetap pakai tagline Indonesia Hebat tapi nanti saat pileg dan pilpres akan ada reinkarnasi atau kesinambungan dari tagline itu sesuai periode pileg dan pilpres," katanya.
Sementara itu ketika ditanya apakah dari partai pendukung Presiden Jokowi saat ini sudah ada yang mengajukan nama cawapres 2019-2024, Puan mengatakan belum ada.
"Silaturahim dan komunikasi politik terus kita lakukan tapi belum ada partai pendukung yang kasih nama cawapres untuk mendampingi capres," katanya.