Jesse membarikade diri di dalam kelas dan melepaskan tembakan ketika kepala sekolah mencoba memaksa membuka pintu. Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, seorang murid mengalami cedera akibat terburu-buru melarikan diri saat proses evakuasi.
Seperti dilansir dari Reuters, insiden ini bermula saat sekelompok siswa yang berusaha memasuki ruang kelas dilarang oleh Jesse. Ketika kepala sekolah tiba dan mencoba membuka pintu dengan mengunakan kunci, sebuah tembakan terdengar dari dalam ruangan. Pihak sekolah langsung mengevakuasi sekolah dan memanggil polisi.
Polisi dengan cepat mengepung dan mensterilkan sekolah. Setelah melakukan negosiasi selama kurang lebih 30 menit, polisi akhirnya berhasil melumpuhkan Jesse.
Penyidik mengatakan, sebuah catatan berupa ancaman terhadap fasilitas di sekolah tersebut ditemukan pada 21 Februari. Namun, tidak dijelaskan lebih rinci apakah ancaman itu terkait dengan insiden ini.
Atas tindakan ini, Jesse dijatuhi sejumlah tuntutan termasuk penyerangan, ancaman teroris dan membawa senjata ke dalam sekolah.
Ini merupakan insiden pertama sejak penembakan di sekolah menengah di Parkland, Florida sekitar dua pekan lalu, yang memakan korban 17 jiwa. Saat itu polisi menangkap seorang pemuda berusia 19 tahun yang menjadi pelaku penembakan.