Tim Editor
Ratusan tentara itu terbukti menggunakan berbagai macam jenis narkoba, mulai dari kokain, ekstasi, ketamin, amfetamin, ganja, benzodiazepin sampai obat penenang berjenis diazepam.
Tes urine atas rekomendasi Kementerian Pertahanan dan Angkatan Darat Inggris ini mencangkup sebagian tentara Inggris, yaitu 22.910 tentara. Berlangsung dari Juli-Oktober 2017.
Anggota parlemen Ruth Smeeth yang membidani soal Komite Pertahanan menyayangkan hasil dari tes urine terhadap para tentara. Kendati kecewa, dia mengakui sejumlah anggota di lembaga pemerintahan di Inggris masih memakai narkoba.
"Kami tahu bahwa penggunaan narkoba adalah kenyataan di seluruh negara kita, dan sayangnya hal itu kadang-kadang tercermin dalam institusi kita," kata Ruth Smeeth, seperti dilansir dari beragam sumber, Sabtu (3/3/2018).
Dia kemudian bersyukur ratusan tentara pemakai narkoba itu terjaring. Kekhawatirannya mengacu pada nasib petinggi militer di Inggris nantinya jika berasal dari tamtama pecandu narkoba.
Terkait tentara yang memakai narkoba, Ruth menyampaikan parlemen Inggris tidak akan lepas tangan. Menurutnya, Kementerian Pertahanan akan melakukan pendampingan diikuti pengobatan intensif untuk menghilangkan ketergantungan akan narkoba yang diderita tentara Inggris.
"Kita perlu memastikan peraturan diikuti, tapi kita juga perlu memastikan bahwa personel yang mungkin menderita tidak beralih ke pengobatan sendiri," kata Ruth.
"Itu berarti memastikan bahwa pria dan wanita tentara kita bisa mendapat dukungan yang tepat, pada saat yang tepat," katanya.
Sebelumnya, pada tahun 2017, sembilan awak kapal selam nuklir Inggris dipecat tidak terhormat setelah tes urine yang dijalankan mereka positif menggunakan obat-obatan terlarang.
