Graham Bell Patenkan Penemuan Revolusionernya

| 07 Mar 2018 14:58
Graham Bell Patenkan Penemuan Revolusionernya
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Alexander Graham Bell lahir di Edinburg, Skotlandia, 3 Maret 1847. Dia bekerja  di London, Inggris bersama ayahnya, Melville Bell, sebelum keduanya pindah ke Boston, Massachusetts pada 1870. 

Ayah Alexander adalah seorang profesor yang mengembangkan Visible Speech, sebuah sistem penulisan yang digunakan untuk para penderita tuna rungu. Dan saat tinggal di Boston, Alexander bekerja sebagai guru di sekolah tuna rungu Pemberton Avenue School. Di sana, ia menikahi salah satu muridnya, Mabel Hubbard.

Alexander sangat tertarik dengan kemungkinan mentransmisikan pidato lewat kabel. Telegraf yang ditemukan Samuel Morse pada 1843 memang telah membuat komunikasi jarak jauh terjadi. Tapi kelemahannya, penyampaian pesan antara stasiun telegraf dan penerima masih sangat lemah di mana hanya satu pesan yang dapat ditransmisikan pada satu waktu. 

Alexander ingin memperbaiki hal ini dengan menciptakan 'telegraf harmonis', sebuah perangkat yang menggabungkan aspek telegraf dan perekam yang memungkinkan individu berbicara satu sama lain dari jarak jauh.

Dengan bantuan Thomas A Watson, seorang karyawan toko mesin di Boston, Alexander mengembangkan sebuah purwarupa. Di telepon pertama ini, gelombang suara menghasilkan arus listrik yang bervariasi baik dalam hal intensitas maupun frekuensinya sehingga menghasilkan pelat besi tipis yang disebut diafragma.

Getaran ini dipindahkan secara magnetis ke sebuah kawat yang terhubung dengan diafragma di instrumen lain yang berjauhan. Bila diafragma itu bergetar, suara asli akan direplikasi di telinga instrumen penerima. Tiga hari setelah mengajukan hak paten, telepon membawa pesan pertama yang cukup dikenal saat itu.

"Pak Watson, kemarilah, aku membutuhkanmu "- dari Alexander kepada asistennya.

Hari ini pada 1876, Alexander Graham Bell menerima hak paten atas penemuan revoluisonernya ini.

Rekomendasi