Ajakan tersebut diserukan Megawati dalam pidatonya setelah menerima gelar Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Dalam pidatonya, Megawati juga mengucapkan selamat kepada seluruh perempuan Indonesia.
"Saya ucapkan selamat Hari Perempuan Internasional kepada seluruh perempuan Indonesia," ucap Megawati di Kampus IPDN, Jawa Barat, Kamis (8/3/2018).
Megawati menuturkan, pada tahun 1928, Proklamator, Soekarno pernah membuat tulisan berjudul "Kongres Kaum Ibu". Dalam tulisan itu, Bung Karno menjelaskan persoalan emansipasi perempuan tak sebatas soal persamaan hak dan derajat.
Bung Karno yakin, yang terpenting dari permasalahan kesetaraan adalah bagaimana membangun keterlibatan dan kesadaran kaum perempuan untuk bersama-sama dengan kaum laki-laki untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka. Semangat itulah yang ingin Megawati tularkan pada perempuan era now.
Soal politik, Megawati memang istimewa. Ia bagai salah satu simbol paling penting dalam penggambaran semangat perempuan membangun kesetaraan dalam politik. Megawati adalah satu-satunya presiden perempuan dalam sejarah bangsa. Dan tujuh gelar Honoris Causa --termasuk dari IPDN-- adalah salah satu pengakuan betapa istimewanya Megawati.
Infografis (Yuswandi/era.id)
Perempuan dan politik
Masuk tahun politik, jadi menarik untuk melihat keikutsertaan perempuan dalam Pilkada 2018. Berdasar data yang didapat dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), ada 101 perempuan yang maju dalam Pilkada 2018. Dari angka itu, hanya 95 orang yang dinyatakan memenuhi kriteria sebagai calon.
Di tingkat provinsi, ada tujuh perempuan yang ikut dalam pemilihan. Dua di antaranya, Karolin Margret Natasa dan Khofifah Indar Parawansa maju sebagai calon gubernur. Karolin diusung PDIP di Kalimantan Barat, sedang Khofifah ditempatkan PKB untuk bertarung di Jawa Timur.
Selain Karolin dan Khofifah, lima perempuan lain maju di tingkat provinsi sebagai calon wakil gubernur. Di tingkat Kabupaten/Kota, tercatat 16 calon wali kota, 19 calon wakil wali kota, 31 calon bupati dan 28 calon wakil bupati. Hitung-hitungan Perludem di atas mengindikasikan kemajuan keikutsertaan perempuan dalam politik. Ya meski belum tahu hasilnya, yang jelas angka-angka tersebut cukup mengindikasikan peningkatan gairah berpolitik kaum hawa.
Berdasar data yang sama, ada 53 perempuan yang saat ini memimpin sebuah daerah. Ada tiga orang wakil gubernur, sepuluh wali kota, tiga wakil wali kota, 27 bupati dan sepuluh wakil bupati.
Infografis (Ira/era.id)
Dalam kepemimpinannya, sejumlah kepala daerah perempuan turut membawa kepentingan kaum hawa ke dalam sejumlah program dan kebijakan. Kebijakan pro perempuan ini sangat penting, bukan hanya sebagai langkah menjamin kesejahteraan perempuan, tapi juga dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik nasional.
Bicara soal perempuan dan kepemimpinan sebagai kepala daerah, nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany tak boleh ketinggalan. Keduanya adalah dua sosok kepala daerah paling disoroti sepanjang masa kepemimpinan mereka.
Risma --sapaan akrab Tri Rismaharini-- telah diganjar sejumlah penghargaan. Anugerah Parahita Ekapraya (APE) --sebuah penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)-- misalnya, yang menjadi pengakuan atas kerja Risma yang dianggap berhasil mewujudkan kota nyaman dan aman melalui program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Selain APE, Risma juga ditetapkan sebagai wali kota terbaik nomor tiga versi The World Mayor Prize atas Program Pahlawan Ekoonomi, program yang mengangkat harkat dan martabat ibu-ibu di perkampungan dengan memberikan mereka pelatihan keterampilan sesuai bakat dan minat. Program ini menyarar kaum ibu dari keluarga pra sejahtera, mantan pekerja seks, serta perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga.
Sedang Airin, dianggap berhasil meningkatkan pemberdayaan perempuan dan anak di Tangerang Selatan. Melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) sebagai leading sector dan ditopang oleh satuan stakeholder lain, Airin juga berhasil menunjukkan geliat prestasi pada ajang "Lomba Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga" tahun 2012.