Setelah Surabaya, 6 Rumah Ibadah Berdampingan di Palembang

| 09 Mar 2018 11:37
Setelah Surabaya, 6 Rumah Ibadah Berdampingan di Palembang
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Wujud toleransi antar umat beragama ingin diperlihatkan di Palembang, Sumatera Selatan. Gubernur Sumatera Utara Alex Noerdin mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumsel sedang mempersiapkan pembangunan rumah ibadah dari enam agama yang berbeda secara berdampingan di kawasan olahraga Jakabaring Palembang. Rumah ibadah itu untuk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. 

"Rumah ibadah lain agama itu melambangkan kerukunan antar umat beragama di daerah ini sangat kondusif," tutur Alex di Palembang, seperti dikutip Antara, Jumat (9/3/2018).

Adapun anggaran pembangunan rumah ibadah untuk enam agama resmi di Indonesia itu menggunakan besaran dana yang sama. Namun, ada yang diperbesar menggunakan dana tambahan dari pemuka agama masing-masing.

Pembangunan enam rumah ibadah ini, katanya, untuk memberikan contoh bahwa Sumsel merupakan tempat yang kondusif bagi kehidupan beragama apapun.

"Apalagi Sumsel sudah dikenal sebagai daerah tidak ada konflik termasuk antar agama sehingga keberadaan itu harus dijaga bersama," tuturnya.

Sebagai tempat pelaksanaan perhelatan akbar Asian Games 2018, Alex berpesan agar masyarakat dapat menjaga kehidupan beragama yang harmonis dan damai. Apalagi, di tahun ini juga, Sumsel juga sedang menjalankan pesta demokrasi lima tahunan.

"Sehingga suasana kondusif harus selalu tercipta," tuturnya.

Di kota lain, tepatnya di Surabaya, Jawa Timur, juga telah dibangun enam rumah ibadah agama secara berdampingan di Sumber Laut, Lakarsantri, Kota Surabaya. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Chalimi pun turut mengapresiasi hal ini.

"Berbeda tidak harus bermusuhan, tetapi berbeda merupakan sebuah mozaik kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama," kata Chalimi, seperti dikutip Antara, Selasa (27/2/2018).

FKUB pun turut mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk juga mengajak anak muda dalam gerakan toleransi antar umat beragama. Sebab, anak muda sebagai penerus bangsa harus dapat terus menjaga semangat kebhinekaan.

Rekomendasi