Sebulan Lalu, 27 Orang Tewas di Tanjakan Emen

| 12 Mar 2018 15:10
Sebulan Lalu,  27 Orang Tewas di Tanjakan Emen
Kecelakaan Tanjakan Emen Februari 2018 (Foto: Twitter @dishub_jabar )
Jakarta, era.id - Kecelakaan mobil kembali terjadi Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat. Kini sebuah minibus jungkir balik di tempat itu. Beruntung tidak ada korban jiwa dari kecelakaan yang terjadi Senin (12/3/2018) ini. Tapi ada belasan orang luka-luka karena kecelakaan itu.

Sebulan lalu, di tempat yang sama, ada kecelakaan juga. Pada Sabtu (10/2/2018), sebuah bus --berisikan rombongan ibu-ibu peserta koperasi yang sedang tamasya-- terbalik. Akibatnya 27 orang meninggal dunia. 

Saat kecelakaan pada Februari itu, pemerintah langsung bersikap. Mereka langsung mengeluarkan kebijakan supaya di lokasi itu tidak ada kecelakaan lagi.

Pada Minggu (11/2/2018), Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri Irjen Royke Lumowa mengatakan, kondisi geografis dan geometris beberapa titik di Tanjakan Emen memang tidak sesuai dengan kondisi kendaraan. 

Kata dia, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menggunakan alat TAA (Traffic Analysis Accident) ditemukan titik tikungan yang tidak sesuai kondisi jalan di mana tikungan ke kanan, tapi kendaraan miring ke kiri. Ini yang bikin kecelakaan gampang terjadi di sana.

Dia lantas mengeluarkan kebijakan dengan memasang rambu lalu lintas di sana. Dia pun berharap pengendara jadi ngeh dengan rambu ini dan menurutinya.

Selanjutnya, Menteri PU PR Basuki Hadimuljono bilang, kecelakaan yang sering terjadi di Tanjakan Emen karena struktur dan geometri jalan di sana. Dia mengatakan itu ketika ditanya wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/2/2018). 

"Mungkin perlu ada mengubah geometrinya,‎ mungkin tikungannya terlalu curam, biasanya 6 persen sampai 8 persen, tapi ini mungkin lebih dari 8 persen," kata Basuki.

Dia langsung mengeluarkan kebijakan untuk mengubah struktur geometri di sana agar sesuai dengan standar keamanan. Katanya, di sana bakal dibikin safety lane atau ruang menahan kendaraan yang mengalami gagal rem. Pola seperti ini terjadi juga di turunan Gombel, Semarang atau tol Semarang.

"‎Kami desain dulu, ini tergantung nanti, geometrinya berat-ringannya, tahun ini kita kerjakan," ucap Basuki.

Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya melakukan evaluasi dengan cara lain. Dia menilai, perlu ada evaluasi kendaraan yang melintas di kawasan tersebut. Apalagi ketika masa liburan, lokasi itu akan dipadati oleh kendaraan.

"Kami akan lakukan penjagaan di sana dan tetap konsisten berkaitan dengan uji KIR. Itu sangat mutlak karena berkaitan dengan rem dan lain sebagainya," ujar Budi.

Tapi nyatanya, siang ini, kecelakaan kembali terjadi. Jadi pertanyaan, seperti apa hasil penerapan analisa kecelakaan terdahulu?

Rekomendasi