“Urusan cawapres Pak Jokowi akan mengerucut pada waktunya," ucap Hasto, seperti dikutip Antara, Selasa (13/3/2018).
Menurut Hasto, Pemilu 2019 tidak hanya berbicara figur, tapi juga adu gagasan dan kompetensi. Dia berharap hal ini dipahami partai lainnya agar persaingan tidak hanya soal menang kalah, apalagi hingga memainkan politik pecah belah.
"Kompetisi Pilpres 2019 harus menunjukkan peningkatan kualitas demokrasi. Tampilkan gagasan terbaik dan bangun infrastruktur politik di tengah rakyat untuk bangsa dan negara," kata Hasto.
Hasto melanjutkan, tingkat kepercayaan publik pada pemerintahan Presiden Joko Widodo kini makin besar, karena gencarnya pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. Dia menilai hal itulah yang membuat elektabilitas Jokowi tinggi.
"Ketika Pak Jokowi terpilih, harapan rakyat begitu tinggi, tetapi kendala perekonomian begitu besar, karena itulah konsentrasi utama kami saat ini adalah melakukan segala hal yang dianggap penting untuk meningkatkan kinerja perekonomian," ujarnya.
Maka itu, kata Hasto, PDIP mengajak partai koalisi pendukung Jokowi fokus menguatkan kinerja meningkatkan perekonomian.
"Konsentrasi utama PDIP saat ini adalah mendorong kerja sama parpol pengusung pemerintah untuk menaruh perhatian besar pada aspek ekonomi, seiring dengan makin solidnya kondisi politik nasional saat ini," ujarnya.
Saat ini elektabilitas Jokowi sangat tinggi sehingga dianggap paling cocok menjadi capres pada Pemilu 2019. Dia punya modal besar sebagai petahana. Namanya pun selalu bertengger di sejumlah lembaga survei dan nyaris tidak ada yang menandingi.
Partai politik yang memiliki fraksi di DPR sudah mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi, yakni PDIP, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, dan PPP. Partai-partai tadi pun langsung tancap gas melobi dan menitipkan kadernya untuk dipilih Jokowi menjadi cawapres.
Di antaranya Partai Golkar yang mendorong Jokowi memilih Airlangga Hartarto sebagai cawapres, PPP mengajukan Romahurmuziy, dan Hanura mengajukan nama Wiranto.
Di luar partai yang sudah mendeklarasikan dukungannya, PAN mengajukan Zulkifli Hasan, dan PKB memunculkan Muhaimin Iskandar sebagai figur untuk dipilih menjadi cawapres Jokowi. Namun Jokowi belum memutuskan aiapa cawapres pilihannya.
Beberapa figur potensial penantang Jokowi adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Namun, keempat nama itu belum dideklarasikan sebagai capres atau cawapres untuk Pemilu 2019.