Rentetan Usaha Pembunuhan Bapak Proklamator

| 16 Sep 2018 08:33
Rentetan Usaha Pembunuhan Bapak Proklamator
Ilustrasi (Wildan/era.id)
Jakarta, era.id - "Aku sendiri tidak takut akan keselamatan diriku, tapi rakyatku yang selalu diliputi kekuatiran," tulis Cindy Adams dalam bukunya, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Meski tidak sebanyak Adolf Hitler yang mengalami 42 kali percobaan pembunuhan, ajudan pribadi Soekarno, Sudarto Danusubroto, mengatakan pernah ada tujuh kali percobaan pembunuhan terhadap sang Proklamator. 

Upaya pembunuhan pun beragam, mulai dari percobaan penembakan, digranat, hingga membunuh karakter sang founding father melalui film porno yang diduga disutradarai oleh Central Intelligence Agency (CIA).

Dari tujuh kali percobaan pembunuhan, empat di antaranya paling menggemparkan tanah air kala itu. Berikut tim era.id merangkumnya. 

Siasat CIA dan perintah Gedung Putih

Komisi Church mendapatkan sejumlah petunjuk bahwa badan pusat intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) pernah berencana membunuh Presiden pertama Indonesia. Terungkap dari kesaksian Richard Bissel, seorang mantan Wakil Direktur Bidang Perencanaan CIA.

Bissel mengakui bahwa rencana pembunuhan Bung Karno tidak terlaksana dan tidak pernah disempurnakan sampai pada titik ketika upaya dianggap layak. 

Berbagai cara dilakukan CIA untuk menjatuhkan Bung Karno, mulai dari melawannya secara politik hingga membuatkan film porno yang seakan-akan diperankan olehnya. CIA dapat dikatakan berhasil dalam upaya menjatuhkan Soekarno lewat keterlibatannya pada peristiwa kelam 30 September 1965.

Para Cilik Cikini

Sabtu malam, 30 November 1957, Soekarno menghadiri malam amal dalam rangka jadi Sekolah Rakyat (SR) Perguruan Tjikini ke-15. Saat itu, Bung Karno hadir bukan sebagai sebagai kepala negara, melainkan sebagai orang tua murid dari Guntur dan Megawati Soekarnoputri.

Nahas, acara yang penuh suka cita berubah menjadi malapetaka. Saat hendak pulang dan menaiki mobil kepresidenan, seketika terdengar suara ledakan. Semula ledakan diduga berasal dari ban meletus. Tak berselang lama, ledakan kedua kembali terdengar. Kali ini semua orang panik dan berhamburan menyelamatkan diri.

Para pengawal berlari dan berusaha melindungi Bung Karno. Malangnya, seorang pengawal yakni Ngationo harus gugur sebagai tameng hidup Presiden. Total ledakan granat terhitung sebanyak lima kali. Granat terakhir yang dilempar dari seberang jalan berhasil menghancurkan mobil kepresidenan di beberapa sisi.

Si Malang Maukar

Namanya Daniel Maukar, Pilot muda Angkatan Udara yang unggul dan cemerlang. Tak heran, jika dia mendapatkan posisi sebagai pilot tempur yang menerbangkan jet MiG 17. Pesawat itu pula yang melambungkan namanya sebagai pilot pemberontak. Maukar bersama pesawat tempur canggih buatan Soviet kala itu, mencoba membunuh Bung Karno.

Dia diperintah beberapa tokoh militer dan sipil di Sumatera dan Sulawesi yang kecewa terhadap pemerintahan pusat. Merasa tidak diperlakukan dengan adil, dan orientasi politik Soekarno yang dianggap ke-kiri-kiri-an menjadi salah satu alasan utama. Mayor Sutisna diduga menjadi otak penentuan penyerangan.

Baca Juga : Benarkan Bung Karno Ditodong Pistol?

Tepatnya 9 Maret 1960, Maukar terbang ke arah selatan Jakarta. Pesawat diarahkan ke tangki penyimpanan bahan bakar di Tanjung Priok dan memberondong tangki hingga meledak. Selesai misi pertama, Maukar terbang menuju Istana Merdeka dari arah selatan. Dari udara, Maukar memberondong bagian depan Istana yang menyebabkan kaca dan tembok hancur berantakan. 

Percobaan pembunuhan Bung Karno kembali gagal. Saat itu dia tak berada di Istana karena menghadiri sidang di Dewan Nasional. Terakhir, Maukar menembaki Istana Bogor dan melarikan diri ke arah Garut.

Senja Di Makassar

Pada Minggu, 7 Januari 1962, hari beranjak gelap ketika iring-iringan rombongan Presiden Soekarno meninggalkan kediaman Gubernur Sulawesi Selatan A.A. Rivai. Bung Karno melanjutkan kunjungan ke Gedung Olahraga Mattoangin, Makassar.

Jarum jam baru saja menyentuh angka delapan, dan tiba-tiba mobil yang berada tepat dibelakang mobil Presiden meledak. Masyarakat yang berada di sekitar pun panik berhamburan. Para pengawal Bung Karno bergegas melindungi mobil yang ditumpangi sang Presiden. Meski sempat terjadi baku tembak, namun mobil presiden dapat selamat dan Presiden Soekarno kembali luput dari maut. 

 

 
Tags : vistory
Rekomendasi