"Kenapa sekarang tidak ada (minyak dan gula)? Karena memang kita memutuskan bahwa semuanya itu hanya untuk mengambil beras dan telur," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani di Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Adanya pembatasan ini diklaim Puan sebagai pertimbangan atas gizi dan kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Puan menilai, masyarakat Indonesia perlu makan banyak protein.
"Karena kita juga mempertimbangkan masalah gizi dan kebutuhan yang diperlukan masyarakat ... Jadi beras adalah bahan makanan pokok. Telur juga tentu protein, rakyat kita paling perlu banyak makan protein," kata Puan.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham yang juga hadir dalam rapat koordinasi mengatakan, dihapusnya beras dan telur dari BPNT lantaran pemerintah ingin memenuhi kebutuhan prioritas masyarakat.
"Ini kan persoalan bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat, gizinya, apanya, kan itu dilihat," ujar Idrus.
Mantan sekretaris jenderal (Sekjen) Partai Golkar itu menyebut, dengan adanya optimalisasi BPNT berupa beras dan telur, diharapkan masyarakat tidak perlu lagi membeli bahan-bahan pangan tersebut karena sudah dipenuhi oleh pemerintah.
"Jangan lagi ada yang mau beli di luar daripada (BPNT) itu, sehingga uang yang ada itu betul-betul secara efektif digunakan untuk bantuan," kata Idrus.