"Saya lihat di breaking news SN kecelakaan. Beberapa jam kemudian, di running text tertulis SN dirawat oleh tim dokter spesialis penyakit dalam, jantung, syaraf," tuturnya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).
Toyibi yang saat itu sedang berada di rumah, mengaku sama sekali tidak dihubungi pihak rumah sakit untuk merawat Novanto. Kendati namanya tidak disebutkan di running text, ia yakin bahwa satu-satunya dokter spesialis jantung di RS Medika Permata Hijau adalah dirinya.
"Saya bertanya, saya satu-satunya dokter jantung di sana (RS Medika), tapi tidak pernah dikasih tahu," tuturnya.
Baca Juga : Tiga Dokter dan Hilman Jadi Saksi Bimanesh
Novanto di RS Medika Permata Hijau pasca kecelakaan. (Foto: Istimewa)
Selain running text, mantan kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi, juga pernah mengatakan kepada awak media bahwa akan ada empat dokter yang menangani Novanto. "Ahli jantung, ahli saraf, internis, ahli bedah," sebut Fredrich di RS Medika, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017).
Nama Toyibi juga pernah disebutkan oleh salah satu saksi, mantan Plt Manager Pelayanan Medik RS Medika dr Alia Shahab, bahwa telah berkoordinasi dengan Bimanesh untuk menangangi pasien Setya Novanto yang akan dirawat dengan diagnosis hipertensi, vertigo, dan diabetes mellitus.
"Dokter Bimanesh bilang sudah berkoordinasi dengan dr Muh Toyibi spesialis jantung dan pembuluh darah serta dr Djoko Sanjoto spesialis bedah" tutur Alia di persidangan, Rabu (15/3).
Sumpah jabatan dokter Indonesia. (era.id)
Namun, secara tegas Toyibi menampik hal tersebut dan mengatakan dirinya hanya memeriksa Novanto satu kali dan tidak pernah dihubungi sama sekali oleh Bimanesh atau pihak RS untuk memeriksa Novanto.
"Saya tidak pernah dihubungi," tuturnya.
Oleh jaksa KPK, Bimanesh didakwa merintangi penyidikan KPK atas Setya Novanto dalam kasus dugaan korupsi e-KTP. Bimanesh juga disebut bekerja sama dengan pengacara Fredrich Yunadi untuk merekayasa sakitnya Novanto.