Menurut Surya, Mendikbud Muhadjir Effendy memanfaatkan waktu jeda di sela-sela sidang Executive Board UNESCO (7-13 April 2018) dengan berkunjung ke Museum Guimet dan meninjau stand Indonesia yang merupakan implementasi kerja sama Museum Guimet dengan Museum Nasional Indonesia yang disepakati sejak 2009.
Kunjungan Mendikbud ini bersamaan dengan penyelenggaraan pekan Indonesia, Indonesie, un portrait d'artistes (Indonesia, sebuah potret seniman-seniman) yang berlangsung 7-14 April. Kegiatan ini menampilkan film, karya lukis dan pertunjukan spesial Randai dari Sumatera Barat bekerja sama dengan KBRI Paris.
Museum Guimet bukan hanya menampilkan benda seni Indonesia, tetapi juga benda-benda seni peradaban Asia terutama yang berhubungan dengan agama dan seni kuno. Di museum ini juga terdapat karya Walter Spies, pelukis, perupa dan pemusik Jerman yang banyak memengaruhi seni Jawa dan Bali modern.
Stand khusus benda seni Indonesia di museum yang dibangun pada di Lyon pada 1879 dan dipindahkan ke Paris pada 1885 ini berukuran sekitar 40 meter persegi, di mana sebagian objek berasal dari koleksi perorangan.
Muhandjir sangat terkesan dengan peran Museum Guimet dalam menghadirkan peninggalan peradaban Indonesia ini. Untuk itu, dia berniat menyumbangkan beberapa benda seni dan budaya lainnya agar sejarah peradaban Indonesia tampil lebih komprehensif.
Pihak Guimet menyambut gembira niatan Muhadjir dan sekaligus juga menawarkan eksposisi dan eksibisi seni dan budaya Indonesia kontemporer yang sangat ditunggu masyarakat Prancis.
Baca Juga : Puan Ingin Amankan Hak Cipta Seni-Budaya