Nelayan Tua di Tengah Laut, Anaknya Tewas Terbakar di Pabrik Kembang Api

| 30 Oct 2017 16:22
Nelayan Tua di Tengah Laut, Anaknya Tewas Terbakar di Pabrik Kembang Api
Efendi memberikan keterangan pada pers terkait kabar kematian anaknya
Di ambang pintu Posko Antemortem RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Efendi tak kuasa menahan tangis. Nelayan 47 tahun itu kehilangan putranya, Aldi Farmuzi. Kala peristiwa tragis itu terjadi, Efendi sedang melempar jala di perairan perbatasan Indonesia-Australia.

Nelayan tua itu mencurahkan kenangan pahitnya saat menerima kabar kematian Aldi yang ikut terbakar di pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya, Kosambi, Tangerang.

"Saat itu saya masih di tengah (laut)," ucap Efendi, Senin siang (30/10/2017). 

Tiga hari silam, di tengah lautan lepas itu Efendi tak membawa radio panggil.  Nelayan berkulit sawo matang itu sungguh tak mengira kabar duka bakal dia dengar. Seorang kawan yang mengetahui peristiwa kebakaran hebat itu langsung menghampiri Efendi ke tengah laut.

Dia kenal betul, anak kesayangan Efendi bekerja di pabrik yang sedang terbakar itu.

"Radio saya kebetulan rusak. Tapi kan ada yang lain bawa radio, ada teman yang menghubungi. Jadi dia menyusul ke posisi saya. Dia bilang suruh pulang," ucap Efendi lirih.

Masih terbayang jelas diingatan Efendi, saat-saat terakhir Aldi berbicara lewat sambungan telepon. Meski tak banyak kata yang terucap, anaknya itu sempat berniat mengirimkan sebagian gajinya. Sebuah janji mulia yang tak sanggup Aldi penuhi.

"Senin kemarin (23/10/2017), biasanya kan dia bel (telepon) minta duit. Tapi kemarin lain. Dia minta nomor rekening buat ngirim ke Bapak," terang laki-laki asal Sukabumi ini sambil terus menahan air mata.

Efendi kini masih menunggu kepastian kondisi jenazah anaknya. Aldi Framuzi baru dua bulan bekerja di PT Panca Buana di Kosambi, Tangerang. Effendi sudah memberikan data antemortem kepada tim DVI Polri untuk mengidentifikasi anaknya.

Tags :
Rekomendasi