Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, dalam peringatan Hardiknas 2018 di Kantor Kemendikbud, Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018) mengatakan, Hardiknas kali ini harus jadi momentum untuk mempererat hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Kata Muhadjir, hal itu jadi penting, mengingat salah satu tokoh terbesar dalam dunia pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara, dalam sejarahnya, telah membangun pendidikan Indonesia dengan dua konsep tersebut.
“Kami mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional kepada seluruh pelaku pendidikan dan kebudayaan. Pada momentum peringatan Hardiknas tahun ini, mari kita eratkan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara," ucap Muhadjir dalam pidatonya.
Penetapan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas sendiri sejatinya disesuaikan dengan tanggKal lahir Ki Hajar Dewantara dan diberangkatkan dari berbagai perjuangan Ki Hajar Dewantara merintis pembangunan pendidikan di Indonesia. Karenanya, ia mengajak seluruh masyarakat untuk dapat meneladani Ki Hadjar Dewantara.
Ia juga meminta masyarakat untuk melakukan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah diperjuangkan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Muhadjir yakin, kebudayaan akan maju jika pendidikan menjadi kuat. “Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan kita subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghujam kian dalam di tanah tumpah darah Indonesia,” tutur Muhadjir.
Baca Juga : Menakar UN dan Pendidikan Indonesia
Pemerintah sendiri sejatinya telah menerbitkan Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Karenanya, pemerintah mengklaim akan gencar membangun infrastruktur yang disertai dengan pengembangan sumber daya manusia di sektor pendidikan. Infrastruktur yang kuat, kata Muhadjir, dapat menjadi sabuk pengikat pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan.
“Pemerintah akan memberikan prioritas pembangunan infrastruktur pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), agar wilayah tersebut terintegrasi dan terkoneksi ke dalam layanan pendidikan dan kebudayaan,” ujar Mendikbud.
Upacara peringatan Hardiknas itu dihadiri oleh pejabat dan staf Kemendikbud, perwakilan kepala sekolah, hingga guru dan murid. Sebagian peserta upacara mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga : SLB yang Perlu Perhatian