Mengenang Cara Belajar Anak 90-an

| 17 Jul 2018 07:11
Mengenang Cara Belajar Anak 90-an
Buku sakti pelajar (Sumber: Istimewa)
Jakarta, era.id - Dahulu, menghafal pernah jadi kegiatan paling menyebalkan. Enggak percaya? Coba tanya sama generasi 90 hingga pertengahan 2000-an, mereka yang punya segudang pengalaman di masa sekolah soal uji ingatan ini.

Berbagai macam buku telah menjadi bacaan abadi anak-anak sekolah zaman itu. Buku-buku tersebut antara lain atlas, RPUL, RPAL, dan buku UUD 1945. Hasil dari bacaan di atas sungguh luar biasa. Memang, menghafal enggak buruk-buruk amat sih, buktinya, banyak tuh pengetahuan yang akhirnya nyangkut di kepala kita. 

Dari sekian banyak bahan pembelajaran dan hafalan yang diberikan dulu, kami telah memilih setidaknya tiga hal yang paling nyangkut di kepala.

1. Menghafal nama dan tugas menteri

Dulu, di zaman Orde Baru, saat pelajaran PMP, sering kali guru memberi materi pembelajaran soal nama-nama menteri dan tugasnya. Sering kali, pertanyaan yang keluar adalah siapakah nama Menteri Pendidikan & Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan menteri-menteri lainnya. Selain itu, beberapa pertanyaan sulit lainnya adalah terkait apa saja tugas masing-masing menteri itu secara umum.

Nah, kalau anak-anak sekolah zaman Orde Baru mungkin lebih gampang menghafal hal tersebut. Bayangkan pola pembelajaran seperti ini diterapkan pada anak-anak masa kini? Bisa bikin pusing kepala, tuh mengingat seringnya para menteri zaman kini di-reshuffle.

2. Menghafal nama ibu kota

Untuk menghafal nama ibu kota, kalian harus memiliki satu buku sakti yang sering digunakan untuk menghafal berbagai macam karakteristik sebuah daerah. Buku tersebut adalah RPUL.

Dengan membaca RPUL, kita diajak membaca dan menghafal segala rangkuman pengetahuan umum, salah satunya adalah menghafal berbagai nama ibu kota di seluruh Indonesia.

Google mungkin telah menggantikan peran RPUL, tapi apa bisa move on dari asyiknya mengulik informasi dari RPUL?

3. Hafal Pancasila dan UUD 1945

Dulu, para orang tua memiliki beberapa pelajaran yang berisi ilmu mengenai nasionalisme, patriotisme dan sadar konstitusi. Mata pelajaran tersebut adalah Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa (PSPB).

Walau mata pelajaran tersebut adalah program politik azas tunggal yang diciptakan rezim Soeharto, PMP dan PSPB nyatanya cukup ampuh untuk membangun sikap toleransi dan kepekaan siswa dalam memahami Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, hingga mengingat sejumlah pasal dalam UUD 45.

Dahulu anak-anak SD minimal mengetahui apa itu isi dan kandungan dari pasal 28, 29, 30, 31, 32, 33 , hingga pasal 34 UUD 1945. Nah, anak zaman sekarang ada yang hafal isi pasal tersebut enggak?