Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag A Juraidi mengatakan, proses sidang akan dimulai pukul 16.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari Tim Hisab dan Rukyat Kemenag tentang posisi hilal menjelang awal Ramadan 1439 H.
Adapun proses sidang isbatnya, kata Juraidi, dijadwalkan berlangsung selepas salat Magrib setelah adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan.
"Sidangnya tertutup, sebagaimana isbat awal Ramadan dan awal Syawal tahun lalu. Hasilnya disampaikan secara terbuka dalam konferensi pers setelah sidang," kata Juraidi di Jakarta, kemarin, seperti dikutip laman setkab.go.id, Rabu (9/5/2018).
Baca Juga : Pasokan Pangan Selama Ramadan Aman
Jumpa pers sidang Isbat penentuan awal Ramadan. (Foto: setkab.go.id)
Baca Juga : Negara dengan Libur Lebaran Terpanjang
Sidang isbat ini rencananya akan dihadiri oleh Duta Besar negara-negara sahabat; Ketua Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung; Majelis Ulama Indonesia (MUI); Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN); Badan Informasi Geospasial (BIG); Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB); Planetarium; pakar falak (perbintangan) dari Ormas-ormas Islam; Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
"Sidang isbat merupakan wujud kebersamaan Kementerian Agama selaku Pemerintah dengan Ormas Islam dan instansi terkait dalam mengambil keputusan, yang hasilnya diharapkan dapat dilaksanakan bersama," tutur Juraidi.
Baca Juga : Memahami Jam Kerja PNS di Bulan Ramadan
Terkait dengan penyelenggaraan sidang isbat itu, menurut Direktur Urais Binsyar Kemenag itu, pihaknya akan menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) pada 95 titik pemantauan yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia.
(Infografis/era.id)