ERA.id - Pegiat media sosial, Permadi Arya membela pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang mengimbau jajarannya untuk merangkul kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Pria yang akrab disapa Abu Janda itu lantas membandingkan sikap Jenderal Dudung terhadap KKB dan Rizieq Shihab beserta eks Front Pembela Islam (FPI).
"KSAD jendral Dudung bilang: jangan perangi KKB Papua, mereka saudara. kadrun pun kejang2.. kenapa ke baliho tegas, tapi merangkul KKB? saya bantu jawab ya drun: KKB Papua cuma oknum yang anti NKRI.. baliho yang diturunin itu simbol kemorosotan moral.." kata Abu Janda di akun Instagramnya, Sabtu (27/11).
Menurut Abu Janda, gara-gara baliho dukungan terhadap Rizieq --yang pernah ramai diperbincangkan karena diturunkan oleh Dudung saat menjabat Pangkostrad-- bisa merusak satu generasi.
"Gara2 baliho bisa satu generasi yang rusak, bukan hanya satu provinsi," kata Abu Janda.
Ia lantas menyindir dengan menyebut baliho orang cabul lebih berbahaya daripada KKB.
"Jadi jelas baliho orang cabul doyan chat porno lebih bahaya daripada KKB. paham ya drun?" kata Abu Janda.
Postingan itu pun mendapat reaksi beragam dari warganet hingga mendapat 12.831 likes.
"Baliho diturunin ngamuk, persis kaya anak buah namrud yg patungnya dihancurkan 👏," kata akun pengguna @febyherdi****.
"Langkah yg dilakukan utk papua sebenarnya sdh bagus cuman pengawasannya aja yg buruk, cthnya dana otsus, sdh sekian puluh tahun digelontorkan tp nggak ada hasilnya cuman segelintir org aja yg menikmati, rakyat papua nggak menikmati," kata @nolf.par****.
"Ideologi kadrun lbh berbahaya drpd kkb papua krn ideologi kadrun menghilangkan akal sehat manusia!" kata @d.s.t****.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Markas Batalion Raider 754/ENK20/3 Kostrad, di Timika, Papua, Selasa (23/11/2021), Jenderal Dudung mengingatkan para prajurit yang bertugas di Papua agar menyayangi masyarakat setempat dan jangan pernah menyakiti hati masyarakat.
Dia juga mengatakan bahwa prajurit TNI harus mampu merangkul kelompok bersenjata agar mereka bisa kembali ke pangkuan NKRI.
"Satgas tidak harus memerangi KKB, namun mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus karena mereka adalah saudara kita. Keberhasilan dalam tugas bukan diukur dengan dapat senjata namun bagaimana saudara kita bisa sadar dan kembali ke pangkuan NKRI," ujar Dudung.