Bukan kali ini saja, pada peringatan hari lahir PPP ke-45, Sabtu (14/4) lalu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga sempat memuji kelihaian Romi sebagai politikus Tanah Air dan pimpinan partai berlambang kakbah.
Meski begitu, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Idong Rasyiding menilai, pujian Jokowi kepada Romi tidak serta merta menunjukkan sinyal kuat keinginan Jokowi memilihnya sebagai cawapres. Sebab, situasi saat ini sangat cair dan semua elite partai berlomba membangun komunikasi.
"Menurut saya pujian tersebut tidak serta merta mengarah pada Pilpres 2019. Apalagi ini kan belum final. Jadi itu hanya sekedar pujian," katan Idong saat dihubungi era.id di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Baca Juga : Jokowi Kembali Sebut Romi Cocok Jadi Cawapres
(Infografis/era.id)
Tak hanya Romi, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga tidak boleh berbangga hati. Keduanya juga diketahui beberapa kali bertemu dengan Jokowi dan mendapat pujian yang sama dengan Romi.
Baca Juga : Temui Airlangga, Cak Imin Minta Doa Restu
"Saya kira untuk semua yang dipuji jangan berbesar hati, karena situasi saat ini memang startegis tapi tidak bisa pula disimpulkan bahwa mereka yang dipuji akan terpilih," jelasnya.
Selain itu, Iding menilai, pujian yang dilontarkan Jokowi pada PPP dan PKB hanya untuk menjaga kondusifitas koalisi pendukung pemerintah. Apalagi, kedua partai ini belum secara tegas menyatakan sikap mendukung.
"Komunikasi terus dilakukan oleh Jokowi termasuk dengan PPP dan PKB. Kita tahu bahwa semua partai pendukung pemerintah mensyaratkan cawpares termasuk PDIP meskipun tidak secara terang-terangan," katanya.
Baca Juga : Jelang Pilpres, KPU Perkenalkan Kotak Suara Transparan
(Infografis/era.id)
Baca Juga : TGB Siap Maju di Pilpres 2019
"PPP menawarkan Romi, PKB mengusulkan Muhaimin Iskandar, Golkar JK dan Airlangga karena Golkar terpecah menjadi dua. Tentu Jokowi tidak ingin hingga waktu pendaftaran capres dan cawapres nanti kondisi koalisinya terpecah, apalagi adanya wacana poros ketiga," ucapnya.
Menurut Iding, bergabungnya karena PPP dan PKB belum secara jelas mendukung Jokowi, tidak seperti Nasdem, Hanura dan PDI Perjuangan yang secara jelas memberi dukungan.
"PAN dan Demokrat belum menentukan sikap. Ada wacara poros ketiga yang terdiri dari PKB, PPP, dan PAN. Maka, Jokowi tidak ingin PKB dan PPP beralih ke poros ketiga. Apalagi Partai Idaman sudah bergabung ke PAN," terangnya.
(Infografis/era.id)