Tim Editor
Pernyataan Syarief itu berkaitan dengan hasil survei Poltracking Indonesia pada Minggu (26/11) lalu. Kata survei itu, Agus berada di posisi kedua sebagai calon wakil presiden (cawapres) jika Joko Widodo maju lagi di Pemilu 2019.
"Pertama tentu kita terima kasih kepada rakyat yang memberikan respons yang bagus terhadap pribadi Agus. Tetapi kan masih rendah gitu ya. Kami harapkan bisa lebih tinggi lagi," kata Syarief di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Tapi elektabilitas Agus masih rendah dibanding Panglima TNI, Gatot Nurmantyo. Gatot ada di posisi pertama dalam simulasi survei Poltracking untuk tujuh kandidat cawapres pendamping Jokowi.
Partai Demokrat akan mengatur strategi supaya elektabilitas Agus bisa terus melambung. Salah satu caranya, komunikasi langsung dengan masyarakat. "Partai Demokrat tentunya sangat mendukung, para kader-kader juga Insya Allah akan berjuang agar elektabilitasnya bisa tinggi," jelasnya.
Syarief optimistis Agus bisa berbicara banyak di panggung politik 2019 mendatang. Apalagi masyarakat saat ini, klaim Syarief, ingin pemimpin dari generasi muda.
Ditanya tentang kemungkinan Partai Demokrat berkoalisi dengan PDI Perjuangan pada Pemilu 2019, Syarif tak ingin menutup diri. Semua peluang menurutnya masih terbuka.
"Politik ini kan dinamis sekali, kita lihat saja nantu, tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti apa yang akan terjadi 2019," tandasnya.
