ERA.id - Komunitas puisi esai mengadakan syukuran 10 tahun lahirnya komunitas puisi esai di Jakarta, pada 17 Maret 2022 lalu. Sastrawan dan penulis generasi pertama puisi esai hadir, dari Aceh hingga Indonesia Timur.
Denny JA sebagai pegiat puisi esai mengungkapkan generasi pertama puisi esai mensyukuri pencapaian 10 tahun komunitas. Sudah terbit lebih dari 150 buku puisi esai. Semua buku bisa dibaca di internet.
“Ini pertama kali di dunia. Akan hadir 34 film, yang semua skenarionya berdasarkan puisi, tepatnya puisi esai. Sebanyak 34 skenario film dari local wisdom 34 provinsi sudah selesai ditulis, selama dua tahun oleh tim yang terdiri dari 7 orang,” kata Denny JA, Senin (21/3/2022).
Denny JA bilang, generasi pertama puisi esai mensyukuri pencapaian 10 tahun komunitas. Sudah terbit lebih dari 150 buku puisi esai. Semua buku bisa dibaca di internet.
Menurut Denny JA, saat ini sudah terbit pula web puisi esai. Lebih dari 100 karya puisi esai sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Banyak karya puisi esai dalam bentuk buku, video dan film dapat dibaca dunia dalam bahasa Inggris.
Denny JA juga mengungkapkan sudah aktif pula komunitas puisi esai ASEAN. Puisi esai melintasi batas negara Indonesia, meluas ke negara Malaysia, Singapura, Bruinei hingga Thailand. Setiap bulan komunitas puisi esai ASEAN ini menyelenggarakan webinar.
Puisi esai pun kini menjadi kosa kata baru dalam kamus bahasa Indonesia. Resmi sudah sejak tahun 2020 bahkan kamus bahasa Indonesia mendefinisikan puisi esai sebagai sebuah ragam sastra yang berbeda.
Puncaknya, ujar Denny JA, Panitia Nobel Sastra Swedia mengundang komunitas puisi esai untuk mencalonkan sastrawan Indonesia sebagai peraih hadiah nobel.
Para sastrawan dari Aceh hingga Indonesia Timur bersama melihat undangan asli dari The Swedish Academy. Amplop besar yang ditujukan untuk komunitas puisi esai hadir dalam acara syukuran itu, lengkap dengan perangko dari Swedia.
“Ke depan, ini juga yang pertama di Indonesia, akan ada dana abadi untuk terus membiayai kegiatan puisi esai. Generasi pertama puisi esai, termasuk saya, pada waktunya tak hadir lagi di dunia. Tapi dana abadi ini akan terus hadir membiayai kegiatan puisi esai,” sambungnya.
Denny JA menegaskan, kita hidup di era yang paling besar, lebih besar dibandingkan era manapun dalam sejarah. Pada era ini, begitu banyak hal baru yang diciptakan oleh ilmuwan, entrepreneur, pengusaha dan politisi. Tapi apa hal baru yang disumbangkan sastrawan di era ini?”
Tegas Denny, puisi esai diikhtiarkan membawa hal baru dalam sastra. Ke depan, karakter puisi esai lebih diperjelas. Puisi esai akan lebih mengabarkan kisah- kisah hak asasi manusia sebagai setting sosial bagi drama individu melalui sastra.