BPS Catat Inflasi Mei 2018 Sebesar 0,21 Persen

| 04 Jun 2018 14:13
BPS Catat Inflasi Mei 2018 Sebesar 0,21 Persen
Konferensi pers BPS. (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK). 

Dari 82 kota, 65 kota mengalami inflasi dan 17 kota menglami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,88 persen dengan IHK sebesar 149,87 dan deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar 0,99 persen dengan IHK sebesar 137,93.

"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi yang sebesar 0,21 persen ini secara umum dipengaruhi oleh harga kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras, dan satu lagi kenaikan tarif angkutan udara," ujar Suhariyanto pada konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jalan Dr Sutomo, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).

Mengingat Mei sudah memasuki bulan Ramadan, kata Suhariyanto, inflasi terhadap sandang juga naik sebesar 0,68 persen dengan komoditi yang paling dominan adalah kenaikan baju muslim wanita yang memberikan andil 0,01 persen dari seluruh sektor sandang yang memiliki andil 0,02 persen. 

"Jadi ibu-ibu nampaknya sudah menyiapkan lebaran sejak dini tahun ini," kata dia.

Suhariyanto melanjutkan, yang menyebabkan kenaikan pada bulan Ramadan adalah kenaikan tarif angkutan udara menjelang puasa dan lebaran.

"Untuk bulan Juni ini, nanti yang perlu kita antisipasi adalah kenaikan tarif angkutan udara dan kenaikan tarif angkutan antar kota. Kita perlu antisipasi, mudah-mudahan kenaikannya tidak memberatkan konsumen," tutur Suhariyanto.

Besaran inflasi pada Ramadan tahun ini lebih rendah dibandingkan posisi Ramadan tahun lalu sebesar 0,39 persen. Begitu juga dengan inflasi pada periode yang sama di 2016 sebesar 0,24 persen.

"Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan inflasi pada bulan Ramadan Mei 2018 ini sangat terjangkau. Banyak hal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi ini mulai dengan berusaha mengatur distribusi pangan manajemen stok. Kita harapkan ke depan tetap akan terjaga," kata dia.

Tags : hiperinflasi
Rekomendasi