Mengapa Siklon di Indonesia Gunakan Nama Bunga, Bukan Tokoh Wayang?

| 30 Nov 2017 16:13
Mengapa Siklon di Indonesia Gunakan Nama Bunga, Bukan Tokoh Wayang?
Ilustrasi BMKG terkait cuaca dI Provinsi Jawa Tengah pukul 11.30 WIB, Kamis (30/11/2017). (bmkg.go.id)
Jakarta, era.id - Siklon tropis melanda sejumlah wilayah di Indonesia sejak Senin 27 November 2017. Siklon tersebut dinamakan serupa dengan nama bunga, Cempaka dan Dahlia. 

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika, Hary Tirto Djatmiko mengungkapkan alasan mengapa siklon tropis tersebut dinamai Cempaka dn Dahlia. Menurutnya, pemilihan nama bunga untuk siklon tropis tersebut dimaksudkan agar terhindar dari afiliasi tertentu.

"Jadi nama-nama yang sekiranya dilihat netral, tidak memengaruhi siapa-siapa. Kami pilih itu," kata Hary Tirto, kepada era.id, Kamis (30/11/2017).

Hary menjelaskan, sebelumnya ada beberapa kelompok nama untuk menyebut badai berkekuatan besar di Indonesia. Nama-nama dari tokoh pewayangan dipilih sebelum akhirnya diubah menjadi nama bunga. 

"Sebelumnya kategori nama. Kelompok nama wayang terlebih dahulu digunakan sebelum diganti menjadi nama bunga," lanjutnya.

Menurut Hary, tokoh pewayangan tidak sesuai digunakan sebagai nama siklon tropis di Indonesia. Alasannya, nama figur wayang yang diambil bisa beririsan dengan budaya di negara lain.

Nama dari karakter seni pertunjukan asli Indonesia itu juga dianggapnya tidak layak dipakai untuk nama siklon tropis karena setiap tokoh pewayangan memiliki sifat baik dan buruk.

"Setelah itu kami hilangkan nama tokoh pemayangan. Misalnya tokoh pewayangan jahat dipilih, seburuk-buruknya nama tokoh pewayangan pasti ada sisi baiknya," ujar Hary.

Harry menambahkan, kewenangan untuk memberikan nama terkait siklon tropis di Indonesia berada di bawah naungan BMKG dan Jakarta Tropical Cycole Warning Center.

Selama bibit siklon lahir di wilayah 0-10 Lintang Selatan hingga 90-125 Bujur Timur, BMKG mendapat mandat dari badan metereologi dunia untuk melakukan pengawasan dan pemberian nama.

"Terkait dengan pendelegasian (wewenang) ditunjuk oleh badan metereologi dunia. Pusat siklon dini pengawasan ada pada BMKG Indonesia bersama Tropical Cycole Warning Center," ujarnya.

Harry kemudian memberikan gambaran tentang siklon tropis di dunia yang memiliki nama bervariasi. Wilayah Australia dan Samudera Atlantik menggunakan nama manusia.

Sementara itu, wilayah Samudera Pasifik Barat menggunakan nama yang beragam, mulai dari Bavi (nama pegunungan di Vietnam), Durian (nama buah), Nuri (nama burung), Anggrek (nama bunga), Mekhala (nama bidadari) hingga Fengshen (dewa angin).

"Sudah 25 tahun itu, ada Siklon Tropis Andrew, angin kencang dan cuaca ekstrem di garis pantai di Florida. Tahun 1988, ada Siklon Tropis Tracy yang menewaskan banyak korban di Darwin, Northern. Kemudian ada siklon tropis Bavi, Durian, Nuri, Anggrek, Mekhala dan Fengshen di Samudera Pasifik Barat," ucap Hary.

 

Tags :
Rekomendasi