Tim Editor
Dikutip dari The Guardian, Trkulja merupakan korban dari aksi penembakan yang terjadi di sebuah restoran di Melbourne pada 2004. Namun entah kenapa, Trkulja yang seharusnya menjadi korban dalam kejadian itu malah disebut sebagai pelaku penyerangan pada mesin pencarian Google.
Pada mesin pencarian Google berjudul Melbourne criminal underworld photos memunculkan gambar Trkulja bersama anggota geng Mick Gatto, Carl Williams, Chopper Reid, Mario Condello, Mark dan Jason Moran.
Tidak terima, Trkulja kemudian membawa kasus itu ke Mahkamah Agung Victoria pada 2012. Menurutnya Google telah memfitnah dirinya atas publikasi nama dan foto dirinya di Internet sebagai pelaku kriminal.
"Saya akan menuntut Google… dan saya akan menuntut mereka hingga mereka berhenti. Saya ingin mereka memblokir foto saya," kata Trkulja seperti dikutip era.id. Rabu (13/6/2018).
"Saya bukan penjahat, saya tidak pernah terlibat dan saya akan memastikan orang-orang ini tidak akan merusak keluarga saya - saya punya cucu," lanjutnya.
Pada pengadilan banding Victoria sempat membatalkan gugatan itu, hal ini disebabkan karena tidak adanya cukup bukti bahwa Google telah memfitnah Trkulja. Tak berhenti disitu, Trkulja mengajukan kasasi di Pengadilan Tinggi.
Gayung bersambut, Pengadilan tinggi membantah putusan sebelumnya dan memerintahkan Google untuk membayar biaya hukum Trkulja. Dalam pertimbangannya, hakim Susan Keifel mengatakan bahwa mesin pencarian Google telah secara rasional mengira gambar orang dan nama yang muncul sebagai anggota genk kriminal.
Atas putusan itu, Trkulja menuntut Google tak hanya menghapus foto dirinya di Internet tetapi juga menghapus frasa seperti "adalah mantan pembunuh bayaran", "kriminal" dan "dunia bawah" yang tertulis pada foto dirinya di dunia maya.
