Pantauan era.id di Perempatan Pangkalan Jati, pemudik motor terus melintas sejak sore hari. Mereka lebih memilih berkendara pada malam hingga subuh dini hari untuk menghindari kemacetan.
"Jalannya lebih nyaman dan cepat kalau malam, jadi enggak terlalu macet. Nanti subuh istirahat di masjid atau posko mudik, baru jalan lagi," kata Reza, pemudik yang tinggal di Tendean saat berbincang dengan era.id, Kamis (14/6/2018).
Rencananya Reza akan mudik ke Purwakarta, ia tak sendiri bersama beberapa teman mereka akan melanjutkan perjalanannya secara konvoi. Menurutnya hal ini dapat mencegah terjadinya kejahatan jalanan yang kerap menyerang pemudik motor.
"Ini iring-iringan touring, biar enggak dibegal di jalan. Bismillah lancar sampai tujuan, biar aman enggak ada yang kepisah sampai Purwakarta," lanjutnya.
Para pemudik motor ini juga tampak memodivikasi kendaraanya agar bisa membawa barang tambahan. Dengan beberapa batang kayu dan tali yang diikatkan di bagian belakang motor, barang-barang tambahan untuk dibawa mudik pun bisa terangkut. Uniknya mereka juga memasang tulisan penanda jika mereka mudik.
Dari data yang dihimpun Pos Pengamanan Operasi Ketupat Jaya di Simpang BCP, volume kendaraan yang melintas sejak pukul 22.00 WIB mencapai 30.836 kendaraan roda dua dari ruas Kalimalang menuju Pantura. Dan 3.859 kendaraan roda empat yang melintas ke arah Pantura.
Kota Bekasi memetakan empat jalus akses bagi pemudik diantaranya Jalan Sultan Agung kemudian masuk menuju Jalan Sudirman, melewati Jalan Ir. H. Juanda dan langsung mengarah ke Pantura.
Lalu jalur akses melalui Jalan KH Noer Alie atau Kalimalang yang menjadi jalur favorit bagi pemudik motor untuk menuju Pantura. dan terakhir akses Jalan Jatiasih dan Jalur Bantar Gebang, keduanya merupakan jalur pemudik motor yang akan melintas dari Cibubur, Cileungsi.