"Sampai H minus 4 arus mudik Lebaran relatif lancar, tak ada bencana kemacetan di jalan tol dan atau di jalan non tol. Namun kondisi berbalik drastis pada H minus 3 dan H minus 2, kemacetan di jalan tol mencapai klimaksnya," tutur Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi dalam pesan singkat, Kamis (14/6/2018).
YLKI menilai perpanjangan libur ternyata tidak efektif untuk mendorong pemudik berangkat lebih awal. Pemudik masih berangkat di H-2 dan H-1 hari menjelang Idulfitri. Menurut YLKI, ini terjadi karena sektor swasta tidak menerapkan aturan libur pemerintah.
"Tersambungnya tol Trans Jawa juga tidak mampu menampung lonjakan kendaraan pribadi roda empat yang melewati jalan tol, terutama tol Cikampek, dan Cipali. Peningkatan pemudik roda empat cukup signifikan," imbuh Tulus.
Baca Juga : Jasa Marga Berlakukan Contraflow di Cikampek
Selain itu pemerintah tidak konsisten dengan janjinya, pemerintah sempat berjanji menggratiskan tol jika kemacetan terjadi.
Menurut YLKI, solusi efektif untuk memecah kemacetan arus mudik adalah menambah akses dan kapasitas angkutan umum massal, dan angkutan umum di daerah tujuan. Bagi YLKI, jalan tol justru karpet merah untuk merangsang mudik dengan kendaraan pribadi, dan ending-nya adalah kemacetan.