Trump Tidak Mau AS Jadi Kamp untuk Imigran

| 19 Jun 2018 14:30
Trump Tidak Mau AS Jadi Kamp untuk Imigran
Donald Trump saat ditemui Kim Kardashian (Foto: @realDonaldTrump)
jakarta, era.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak akan membiarkan AS menjadi 'kamp migran' di perbatasan AS-Meksiko. 

Kebijakan ini tetap dikeluarkan meski pemerintahannya menghadapi rentetan kritik, di antaranya, dari Partai Demokrat dan beberapa orang di Partai Republik yang mengecam pemerintah karena memisahkan hampir 2.000 anak-anak dari orang tua mereka di perbatasan antara pertengahan April dan akhir Mei.

Para profesional medis di sana juga menyebut, sikap pemerintah AS ini dapat menyebabkan trauma yang berkepanjangan pada anak-anak karena memisahkan anak-anak imigran dari orang tua mereka di perbatasan AS-Meksiko.

"AS tidak akan menjadi kamp migran, dan itu tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi. Tidak akan. Anda melihat apa yang terjadi di Eropa, Anda melihat apa yang terjadi di tempat lain - kita tidak dapat membiarkan itu terjadi di AS, tidak akan saya biarkan," kata Trump di Gedung Putih pada pada Senin (18/6/2018).

Trump telah berusaha menggunakan kemarahan yang meluas atas pemisahan keluarga untuk mendorong melalui prioritas imigrasi lainnya yang telah terhenti di Kongres, seperti pendanaan untuk pembangunan pagar yang telah lama dijanjikan di sepanjang perbatasan Meksiko.

Ia juga bersikeras menyalahkan Partai Demokrat atas kebuntuan tersebut, meskipun rekan-rekan Republikannya mengendalikan kedua kamar di Kongres. Demokrat menuduh presiden menggunakan anak-anak sebagai sandera dalam perselisihan politik atas imigrasi.

"Ini dilakukan oleh presiden, bukan Demokrat. Dia dapat memperbaikinya besok jika dia mau, dan jika dia tidak mau, dia harus mengakui fakta bahwa dia melakukannya," kata Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer dalam pernyataannya.

Diketahui sebelumnya, Trump menulis di akun Twitternya bahwa orang-orang harus waspada terhadap apa yang disebutnya perubahan budaya yang disebabkan oleh para pendatang di Eropa. Dia menyebut imigrasi menyebabkan ketidakstabilan politik di Jerman dan mengatakan secara tidak akurat bahwa kejahatan di Jerman meningkat.

"Kesalahan besar yang dilakukan di seluruh Eropa dalam membiarkan jutaan orang yang telah begitu kuat dan hebat mengubah budaya mereka!" tulis Trump.

Para pejabat pemerintahan Trump mengatakan kebijakan toleransi nol, yang tidak dilakukan oleh dua pemerintahan sebelumnya, diperlukan untuk mengamankan perbatasan dan menghalangi imigrasi ilegal, tetapi mereka menghadapi kritik yang semakin meningkat dari sekutu Republik mereka.

"Mengapa kita bahkan berpikir bahwa ini adalah alat yang diperlukan untuk mempertahankan perbatasan kita, ini gila," ujar Perwakilan Republik Will Hurd, yang mewakili Distrik Texas di sepanjang perbatasan kepada National Public Radio.

Rekomendasi