Aksi yang digelar usai salat Jumat di depan Kantor Satlantas Aeknopan itu diikuti ratusan masyarakat di Labuhan Batu Utara. Warga yang mengikuti jalannya aksi atau melintas di lokasi aksi turut menyempatkan membubuhkan tanda tangan dalam spanduk ukuran besar bertuliskan “Mengutuk Keras Kekerasan Pada Ustaz Ade Darmawan.”
“Pesan moralnya, kami enggak pengin lagi ada kekerasan yang dilakukan oknum tertentu dan mencederai pelaksanaan Pilkada Sumut. Khususnya kekerasan terhadap saudara kami, Ustaz Ade Darmawan,” kata Irpan, melalui pernyataan tertulis.
Irpan yang aktif bersama Aliansi Masyarakat Anti Kekerasan melanjutkan, banyaknya peserta aksi dan warga yang membubuhkan tanda tangan menjadi bukti masyarakat Sumatera Utara menolak adanya kekerasan dan intimidasi demi memenangkan pilkada.
“Ini bukti warga Sumut tidak suka ada kekerasan. Masyarakat pasti memilih dengan cerdas, memilih pemimpin yang jujur dan tidak korupsi,” ungkap Irpan.
Mobil yang biasa ditumpangi Ustaz Ade diserang orang tak dikenal (OTK) saat melintas di Titi Kuning, dekat asrama haji Medan, Kamis (21/6). Saat kejadian, mobil tersebut sedang dikendarai Ustaz Ali seusai mengantar Ustaz Ade pulang ke rumahnya sekitar pukul 23.00 WIB. Akibat penyerangan itu, kaca depan bagian penumpang bolong.
Aksi solidaritas untuk Ustaz Ade (Foto: Istimewa)
Ustaz Ade adalah tokoh Sumut yang getol menuntut pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut 1, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck), untuk transparan dan berkomitmen menjadi pemimpin bersih. Ustaz Ade adalah orang yang membongkar dugaan umrah fiktif Edy serta menyoroti status Ijeck karena sudah beberapa kali diperiksa KPK terkait kasus korupsi yang menjerat mantan Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho.
Atas sikap kritisnya itu, Ustaz Ade pernah mendapat ancaman pembunuhan. Namun, dia menyatakan tidak terpengaruh dengan penyerangan itu dan akan tetap menuntut Edy-Ijeck berani berjanji dan membuktikan mampu menjadi pemimpin yang bersih dari korupsi.
“Kami menduga motif penyerangan ini berkaitan dengan aktivitas saya. Tapi saya tetap akan istiqomah menuntut pemimpin berani jujur dan bersih karena ini terkait nasib 14 juta jiwa masyarakat Sumut,” ujar Ustaz Ade.
“Penyerangan itu tidak mengendurkan perjuangan kami. Kami ingin pemimpin Sumut selanjutnya bisa mewujudkan pemerintahan yang bersih dan menyejahterakan masyarakat,” sambung Ustaz Ade.