Tim Editor
Risma berharap dengan adanya program yang akan dicanangkan oleh Gus Ipul dan Puti, maka UMKM dapat bersaing secara sehat. Sebab dengan saling bersinergi antar UKM maka kemungkinan adanya kesamaan produk bisa dihindari.
"Potensi UKM untuk menopang perekonomian di Jawa Timur sangat besar," kata Risma di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/6/2018).
Dilansir Antara, Risma menyatakan bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk memajukan dan memperkuat sektor UKM untuk Jawa Timur lebih makmur bersama Gus Ipul-Puti. Ia juga menyebut jika Surabaya juga mampu mampu mendorong pertumbuhan UKM lebih baik lewat program Pahlawan Ekonomi dan sudah ada 10 ribu pelaku usaha yang bergabung dengan omzet di atas Rp10 juta hingga Rp50 juta perbulan.
"Salah satunya Batik Warna Ayu. Beberapa hari lalu produknya dibawa Oscar Lawalata (desainer kondang di Indonesia) untuk dipamerkan di Prancis," ungkap Risma.
Untuk semakin memajukan UKM di Kota Surabaya, Risma juga menyekolahkan tiga pengusaha muda yang tergabung dalam Pejuang Muda di Lembaga Pendidikan dan Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo. Kini, produk ketiga pengusaha muda itu banyak terjual dengan harga tinggi.
Sebelumnya, keinginan Risma untuk menyinergikan UKM itu juga disampaikannya saat ia mengunjungi Batik Pitutur, salah satu UKM batik di Desa Cerme Lor RT 002 RW 007 Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, Jatim, Jumat (22/6). Dalam kesempatan ini, Risma menyebut bahwa akan mensinergikan UKM di Surabaya dan wilayah Gresik.
"Nanti kita akan sinergikan antara Surabaya dan Gresik, dan juga daerah-daerah lain di Jawa Timur. Kita akan berbagi peran. Dengan begitu, posisi UKM nanti akan semakin kuat dengan kolaborasi yang produktif," jelas Risma.
Ada alasan khusus kenapa Wali Kota Surabaya ini mengunjungi Batik Pitutur. Alasannya, selain memproduksi dan melayani pemesanan batik tulis, batik cap dan sebagainya ternyata Batik Pitutur juga menyediakan pelatihan pembuatan batik, pendidikan, dan pengenalan produksi batik di sekolah.
Saat ini, kata Risma, posisi UKM harus didorong agar bisa naik kelas dengan cara dengan cara memperbaiki banyak hal seperti packaging, branding, desain, dan hal lainnya termasuk legalitas dan perizinannya. Sementara untuk batik, masalah motif, perwarnaan, dan kekhasan harus menjadi pertimbangan agar batik dapat menyasar pasar menengah ke atas.
