"Ini Bloomberg mengutip Moody's dia mengatakan bahwa situasi ekonomi kita berbahaya. Kalo Prabowo bilang berbahaya dibilang pesismis, tidak negarawan. Saudara-saudara mengoreksi kadang-kadang kita butuh supaya tidak salah jalan," kata Prabowo di rumah dinas Ketua MPR RI, Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018).
"Berbahaya karena utangnya. Saudara-saudara kita lihat tentang utang kita sangat membahayakan. Langsung saja selain utang pemerintah, ada utang lembaga-lembaga, keuangan milik pemerintah dan utang-utang milik BUMN. Jadi kalau dijumlahkan itu sangat besar," sambungnya.
Berdasarkan data pemerintah, Prabowo menyebutkan, bahwa utang pemerintah berjumlah Rp4.060 triliun, utang BUMN Rp630 triliun dan utang lembaga publik Rp3.850 triliun.
(Infografis/era.id)
"Kalau kita jumlahin hampir Rp9000 triliun. Ini makanya Moody's mengatakan berbahaya. Kenaikan utang kita 600 persen dalam 3 tahun naik 600 persen bagaimana bisa kita pertanggungjawabkan utang ini," tuturnya.
"Bagaimana kita akan bayar kembali. Dan ada seorang menteri mengatakan aman utang-utang, karena kita punya aset kalau kosep pinjam kan ada jaminan, kalau utang tidak bisa dibayar asetnya diambil. Jadi saudar-saudara bayangkan apakah pejabat tersebut bermaksud bahwa nanti kita tidak bisa bayar utang, ambil aset kita," jelasnya.
Mantan Danjen Kopassus ini mengingatkan bahwa BUMN adalah sekalian BUMN adalah pertahanan Indonesia yang terakhir.
Baca Juga : Penjelasan Prabowo Soal Indonesia Bubar 2030
Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menjamin kondisi utang Indonesia masih aman. Berdasarkan data Bank Indonesia, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan IV-2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen. Selain itu, rasio utang jangka pendek terhadap total ULN juga relatif stabil di kisaran 13 persen.