Ingin Pilpres 2024 Hanya Dua Paslon, PDIP: Polarisasi Tidak Tegantung pada Banyaknya Pasangan Capres

ERA.id - PDI Perjuangan menilai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 idealnya diikuti cukup dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Politisi senior PDIP Andreas Hugo Pareira sepakat dengan ide tersebut. Menurutnya, isu polarisasi setiap pesta demokrasi digelar tidak tergantung dari berapa banyak pasangan calon mengikuti kontestasi.

"Potensi terjadi polarisasi terutama soal politik identitas, tidak tergantung pada dua pasangan atau tiga atau lebih pasangan yang bertarung di Pilpres nanti," kata Andreas kepada wartawan, Jumat (26/8/2022).

Andreas menilai, terjadinya polarisasi tergantung pada masing-masing pasangan calon yang maju nantinya.

Dia lantas mencontohkan polarisasi yang terjadi saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu justru berawal dari tiga pasangan calon.

"Kasus Pilkada DKI 2017 justru terjadi berawal dari tiga pasangan cagub-cawagub yang bertarung di putaran pertama dan semkain meruncing justru pada putaran kedua," kata Andreas.

"Jadi sadar atau tidak kah mereka bahwa menggunakan politik identitas di republik ini akan sangat berbahaya bagi polarisasi politik yang bisa mengarah pada keretakan sosial masyarakat bangsa," paparnya.

Selain itu, anggaran penyelenggaran Pemilu pun bisa lebih hemat jika hanya dua pasangan capres-cawapres saja yang bertarung.

Dia mengatakan, pasangan capres-cawapres harus mengantongi 50 persen dukungan untuk memenangkan Pilpres.

Jika hanya ada dua pasangan calon, maka Pilpres pun cukup diadakan satu putaran saja.

"Anggaran pilpres untuk putaran kedua bisa dihemat, begitupun bangsa ini bisa lebih berkonsentrasi untuk bekerja menghadapi berbagai tantangan-tantangan lain yang tidak kalah pentingnya," kata Anderas.

Kemudian dari segi proses politik, kata Andreas, akan lebih mudah membentuk posisi pemeritah ke depan jika hanya ada dua pasangan calon saja.

Anggota DPR RI itu mengatakan, jika ada lebih dari dua pasangan calon yang ikut betarung, maka potensi keretakan koalisi kedepannya lebih besar.

"Kalau lebih dari dua pasangan akan menimbulkan perombakan positioning yang menghadapi putaran kedua, yang tentunya akan berakibat pada keretakan realsi proses politik ke depan," ujar Andreas.

"Namun tentu ini semua sangat tergantung pada proses dialog dan deal politik elite yang akan berlangsung dalam massa pra pendaftaran capres-cawapres," ucapnya.

Adapun Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Krsitiyanto mengatakan, partainya selalu siap menghadapi Pilpres berapapun jumlah pasangan calon yang akan bertarung.

Meski begitu, Hasto menilai jumlah ideal pasangan calon yang bertarung cukup dua saja.

Meski PDI Perjuangan siap bertanding dengan 2 atau 3 paslon. Sekiranya 3 paslon, pada putaran kedua pasti akan terjadi deal-deal politik baru. Jadi kenapa tidak membangun kesepahaman di depan saja," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto usai menjadi pembicara Diskusi Menyongsong Pemilu 2024: Kesiapan, Antisipasi dan Proyeksi yang digelar oleh Kedeputian Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Jakarta, Kamis, (25/8).