Tiru Thailand dan India, Menteri BUMN Erick Thohir Dorong Produksi Gula Jadi Bioetanol untuk BBM Alternatif
ERA.id - Demi mendorong Energi Baru Terbarukan (EBT), pemerintah Indonesia terus mencari berbagai energi alternatif. Salah satu yang menjadi opsi adalah gula.
Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan kementeriannya tengah mendorong produksi gula menjadi bioetanol. Yang mana bioetanol tersebut kemudian menjadi alternatif bahan bakar minyak atau BBM.
“Selama ini kita mengimpor BBM dengan kualitas yang kurang bagus. Tetapi dicampur dengan etanol, RON 30 itu menjadi BBM yang kita bisa pergunakan untuk apa pun,” ujar Erick Thohir dalam kunjungannya ke Belanda beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Erick Thohir juga memberikan perbandingan dengan negara-negara yang sudah memanfaatkan teknologi tersebut. Contohnya ada Thailand dan India.
"Kalau kita lihat, Thailand saja sudah memproduksi bioetanol ini sampai 12 persen, di India sampai 10 persen, kenapa kita tidak bisa, ini yang kita coba lakukan," kata Erick.
Apalagi, setelah kenaikan harga BBM, pemerintah sedang berusaha mengalihkan kebutuhan BBM dengan bahan bakar alternatif. Seperti biosolar yang berasal dari sawit.
Namun, Erick menyebut BBM tetap akan diperlukan meskipun program kendaraan listrik, B40, hingga bio avtur berjalan optimal. Dia menilai penggunaan BBM tak terbatas pada kendaraan, melainkan juga untuk menopang kebutuhan petrokimia.
"Bahan baku petrokimia itu salah satunya dari CPO yang diturunkan menjadi plastik, baju, dan obat-obatan artinya ke depan yang namanya kita mengimpor BBM bukan tidak mungkin terus meningkat kalau tidak ada perbaikan ekosistem," ungkap dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.