Jadi Maskot Piala Dunia U-20, Ini Beberapa Fakta Badak Jawa yang Harus Kamu Tahu
ERA.id - Piala Dunia U-20 tahun 2023 digelar di Indonesia. Pada Minggu, 18 September, FIFA resmi memperkenalkan maskot untuk ajang yang sepak bola internasional tersebut, yaitu Bacuya yang merupakan badak jawa. Beberapa fakta badak jawa menarik untuk diulas.
Dilansir Antara, nama Bacuya merupakan singkatan dari badak, cula, dan cahaya. Maskot ini diharapkan bisa merepresentasikan semangat para pemain dan penggemar sepak bola.
Hal paling umum yang diketahui oleh masyarakat dari binatang bernama ilmiah Rhinoceros sondaicus ini adalah statusnya yang terancam punah. Saat ini jumlah badak jawa bahkan tidak sampai ratusan. Untuk mengenal lebih jauh badak jawa, simak uraian berikut ini.
Sejumlah Fakta Badak Jawa
1. Di ambang kepunahan
Badak jawa dilindungi di Taman Nasional Ujung Kulon, lokasinya di ujung barat Pulau Jawa. Dikutip Era dari Kompas, badak jawa merupakan salah satu spesies badak di Benua Asia yang hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa, Indonesia. Tercatat, pada 2020 populasi badak ini sekitar 68—74 ekor.
Dengan kondisi tersebut, kelahiran badak jawa tentu menjadi hal yang sangat menggembirakan. Dilansir laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Taman Nasional Ujung Kulon merekam dua ekor anak badak melalui kamera pemantau. Selain itu, pada Maret 2021 dua anak badak jawa lahir.
2. Memakan ranting
Berat tubuh badak jawa sekitar 900 hingga 2.300 kg. Namun, salah satu makanannya ternyata adalah ranting pohon. Badak jawa memiliki bibir atas yang agak meruncing ke bawah. Hal ini memudahkan badak jawa saat memakan daun dan ranting.
Tentu saja, makanan badak jawa bukan hanya ranting. Mereka juga memakan berbagai jenis tumbuhan yang ditemui.
3. Pernah ada di beberapa negara
Dahulu, badak jawa tak hanya ada di Jawa. Badak ini pernah ditemukan di beberapa negara di Asia. Dikutip dari Antara, selain di Pulau Jawa, badak jawa dahulu pernah ditemukan di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam Semenanjung Malaysia, dan Sumatra.
Badak jawa dahulu dianggap sebagai hamaSempat dianggap hama. Selain jumlah yang banyak, mereka disebut menjadi penyebab kerusakan lahan pertanian dan perkebunan. Akhirnya, badak di beberapa negara tadi akhirnya punah.
Saat ini habitan badak jawa adalah Taman Nasional Ujung Kulon. Namun, dahulu badak ini juga tinggal di beberapa kawasan pegunungna, seperti wilayah sekitar Gunung Gede, Pangrango, Pegunungan Sanggabuana, Salak, Ciremai, dan Gunung Slamet.
Data Yayasan WWF Indonesia menyebutkan, usai dilakukan upaya perlindungan secara ketat, populasi badak jawa meningkat hingga dua kali lipat pada 1967 sampai 1978. Sejak akhir 1970-an, populasi binatang ini cukup stabil.
Untuk mencegah badak jawa terancam penyakit dan bencana alam, para ahli merekomendasikan habitat kedua. Sejumlah lokasi yang dipertimbangkan untuk para badak jawa adalah Hutan Baduy, Taman Nasional Halimun-Salak, Cagar Alam Sancang, dan Cikepuh.
4. Jenis badak di Indonesia
Saat ini hanya ada dua jenis badak di Indonesia, yaitu badak sumatra dan badak jawa, ungkap akun Twitter KLHK. Khusus badak jawa, sekarang populasinya hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon. KLHK bahkan menyebut, bisa jadi badak jawa adalah hewan terlangka di dunia.
5. Perbedaan badak jantan dan betina
Ada beberapa karakteristik yang membedakan badak jawa jantang dan badak jawa betina. Perbedaan tersebut cukup mudah diamati karena terdapat pada culanya. Situs World Wide Fund for Nature (WWF) menjelaskan bahwa badak jawa betina tidak punya cula, sedangkan badak jantan punya.
Fakta badak jawa lagi, panjang cula mereka sekitar 25—27 cm. Ciri fisik yang lain hampir sama antara jantan dan betina. Bentuk bibir atas badak jawa meruncing untuk kepentingan makan. Panjang tubuh hewan berkulit keras ini sekitar 2 hingga 4 meter. Tinggi bahu badak jawa sekitar 1,7 meter.