Lagi Diet Intermittent Fasting? Hati-Hati dengan 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Ini
ERA.id - Saat ini banyak orang yang menurunkan berat badan dengan menjalani program diet intermittent fasting. Namun, beberapa orang masih salah dalam menerapkannya.
Intermittent fasting atau yang juga disebut dengan diet puasa, sudah terbukti mampu mengurangi berat badan, menyusutkan lemak tubuh, serta memperbaiki sensitivitas insulin. Namun, diet ini tidak selamanya lebih unggul. Beberapa kesalahan fatal berpotensi mengakibatkan kegagalan proses diet ini.
Apa yang menyebabkan program intermittent fasting tidak berhasil?
Anda dapat menurunkan berat badan secara signifikan dengan mengatur pola makan. Poin inilah yang selanjutnya membuat orang-orang bersemangat menjalankan diet intermitten. Namun, menjalankan program diet dengan cara yang tidak tepat justru dapat menjadikan dietmu sia-sia. Maka, ada beberapa hal yang harus dihindari saat melakukan diet intermittent. Berikut penjelasannya.
Terburu-buru mencapai target
Tubuh juga membutuhkan penyesuaian terhadap kebiasaan baru, salah satunya kebiasaan makan. Apabila Anda terbiasa sarapan jam 8 pagi, sebaiknya jangan paksakan harus berpuasa pada jam tersebut. Tubuh membutuhkan asupan gula untuk menjalankan aktivitas, sehingga kebiasaan sarapan tetaplah penting.
Anda dapat menyesuaikan dan melatih tubuh untuk melakukan kebiasaan baru dengan bertahap. Contohnya, Anda dapat memulai dengan puasa 12 jam, dan selanjutnya bertahap menjadi 16 jam. Tidak mesti terburu-buru, Anda dapat meningkatkan durasi secara bertahap sebanyak setengah jam untuk setiap harinya.
Pola diet yang keliru
Sebenarnya diet intermittent ada lebih dari satu jenis. Program intermittent fasting ini ada yang dijalankan selama dua kali dalam seminggu dan ada juga yang dijalankan secara bergantian. Contohnya, jika hari ini menjalankan diet, maka esok hari makan dengan normal seperti biasa. Selain itu, pemilihan durasi dalam melakukan diet ini juga bermacam-macam.
Jika Anda merupakan seorang pelajar atau pekerja, dan mempunyai pola aktivitas yang padat bersama keluarga, memiliki jadwal olahraga yang rutin, sepertinya pola diet dengan 2 hari puasa dan 5 hari bebas makan cukup sulit untuk dijalankan.
Sebab, Anda tetap memerlukan gula saat beraktivitas agar dapat berpikir dengan lancar. Itulah sebabnya, banyak yang memilih untuk menjalankan pola diet 16 jam berpuasa dan 8 jam bebas makan setiap harinya. Jadwal makan ini tentunya sudah disesuaikan dengan waktu ketika beraktivitas.
Mengkonsumsi jenis makanan yang keliru
Pada fase bebas maupun fase makan normal, Anda dapat memilih jenis makanan yang tepat, sehingga rasa kenyang bisa terjaga lebih lama. Pilihlah jenis makanan yang bisa membuat Anda kenyang lebih lama seperti sumber protein, sayuran, buah, sumber lemak baik, dan sumber makanan yang memiliki kandungan kadar serat tinggi.
Sensasi kenyang yang bertahan lama ini akan menjadikan fase diet lebih mudah Anda jalankan. Sedangkan, bila Anda mengonsumsi makanan yang lebih cepat mengundang lapar dengan kandungan karbohidrat seperti minuman manis, makanan manis, dan makanan berbahan dasar tepung, maka Anda akan mudah lapar.
Selain itu, berbagai makanan tersebut justru bisa menaikkan kadar gula darah, sehingga menjadikan Anda berisiko mengidap diabetes.
Makan terlalu banyak
Makan terlalu banyak saat periode normal juga menyebabkan dampak yang tidak sehat. Terlalu banyak makan di fase normal justru akan mengakibatkan Anda mudah kelaparan pada periode puasa.
Kelaparan saat fase diet mengakibatkan pola diet ini cepat gagal. Sebab, pola diet dengan makan yang berlebihan saat fase normal ini juga akan mengakibatkan kesulitan adaptasi bagi tubuh saat memasuki fase puasa.
Makan terlalu sedikit
Hal yang harus diingat, untuk menjalani fase diet saat periode biasa atau makan normal, kebutuhan nutrisi harus dipenuhi tubuh. Oleh sebab itu, meskipun target Anda menurunkan berat badan, Anda tidak dianjurkan makan terlalu sedikit.
Dengan memilih makanan yang tepat, Anda dapat lebih lama mempertahankan rasa kenyang. Terkadang beberapa orang merasa karena sedang berdiet, maka pada fase normal pun tidak memiliki keberanian menyentuh makanan sama sekali.
Rasa kelaparan yang muncul ini tentunya tidak baik. Sebab, dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang menimbulkan hiperfagia atau pola makan berlebihan pada saat fase normal tiba.
Intermitten fasting sangat bagus untuk diterapkan jika tepat dalam pelaksanaannya. Bila tidak, alih-alih menurunkan berat badan, suasana hati Anda justru dapat bertambah buruk selama berdiet. Untuk meraih keberhasilan dalam menjalani diet ini, Anda bisa memilih jenis makanan yang tepat selama periode bebas, makan dengan jumlah yang pas, tidak terburu-buru meraih target, dan menjalankan diet secara bertahap dengan cara menyesuaikan dengan gaya hidup Anda saat ini.
Demikianlah penjelasan mengenai intermitten fasting dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankannya. Semoga informasi ini membantu program diet yang akan Anda jalani.
Baca artikel-artikel dan informasi menarik lainnya, pantau terus kabar terbaru dari ERA, Media Terpercaya dan Pilihan Anda.