Mengenal Apa Itu OTT KPK dan Pengaruhnya pada Kepercayaan Publik

ERA.id - Operasi Tangkap Tangan (OTT) menjadi senjata ampuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk meringkus para maling uang rakyat. Sebenarnya, apa itu OTT?

Membicarakan OTT hampir selalu berkaitan dengan KPK dan pelaku korupsi. Dilansir ngertihukum.id, KPK merupakan lembaga negara yang bertugas mencegah serta memberantas tindak pidana korupsi.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, KPK melakukan serangkaian, yaitu koordinasi, supervisi, pemantauan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat sesuai UU KPK.

Apa Itu OTT yang Dilakukan KPK?

Korupsi tergolong sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang dikenal juga sebagai kejahatan kerah putih. Pemberantasan kejahatan luar biasa  butuh tindakan luar biasa (extraordinary measures). Salah satu tindakan luar biasa itu adalah Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Tidak ada istilah OTT dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Namun, Pasal 1 butir 19 KUHAP memuat istilah “tertangkap tangan” dan “penangkapan”. Penjelasannya, tertangkap tangan adalah tertangkapnya seorang pada waktu:

1.    sedang melakukan tindak pidana;

2.    dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan;

3.    sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya; atau

4.    apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.

Indonesia Corruption Watch (ICW) melalui laman resminya menyebut, OTT tampaknya sudah menjadi salah satu upaya penegakan hukum yang ditakuti oleh pejabat publik. Mereka juga menjelaskan, OTT merupakan salah satu instrumen hukum yang cukup ampuh untuk menindak tindak pidana korupsi di Indonesia.

Ali Fikri, Kepala Bagian Pemberitaan KPK (ANTARA)

Alasannya jelas, lanjut ICW, OTT membuat pelaku sulit mengelak dari kejahatan yang telah ia lakukan. OTT juga akan mempercepat proses hukum kasus korupsi sebab peristiwa pidananya telah terlihat jelas (biasanya berupa suap), pelakunya jelas, dan bukti kejahatan telah didapatkan.

Belum lama ini, KPK mengamankan barang bukti berupa sejumlah uang pecahan mata uang asing dari OTT terkait dugaan suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung (MA).

"Pada kegiatan ini turut diamankan sejumlah barang, antara lain, berupa uang dalam pecahan mata uang asing yang hingga saat ini masih dikonfirmasi kepada para pihak yang ditangkap tersebut," terang Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, Kamis, 22 September, dari Antara.

Dia mengatakan, KPK melaksanakan OTT terhadap sejumlah pihak terkait dugaan suap tersebut pada Rabu malam, 21 September.

"Pihak-pihak dimaksud saat ini sudah diamankan dan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK untuk dimintai keterangan dan klarifikasi," tambah Ali.

Meski demikian, KPK belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai pihak-pihak yang terjaring OTT tersebut. Berdasarkan KUHAP, KPK memiliki waktu 1 x 24 jam untuk menentukan status pihak-pihak yang ditangkap.

"Untuk perkembangan lebih lanjut, segera akan kami sampaikan setelah seluruh kegiatan ini selesai dilakukan," jelasnya.

Penurunan Tren OTT KPK

Dikutip Era dari laman resmi ICW, masifnya OTT bisa menjadi indikator peningkatan kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum. Kepercayaan publik yang tinggi terhadap lembaga penegak hukum bisa mendorong pelaporan kasus korupsi kepada lembaga tersebut.

Selama tahun 2016 hingga 2019, OTT yang dilakukan oleh KPK terbilang masif. Hal tersebut membuat KPK menyandang status lembaga paling dipercaya publik pada 2019.

Hal berbeda terjadi ketika masa kepemimpinan Firli Bahuri. Sejak tahun 2020, upaya OTT KPK mengalami penurunan. ICW menyebut, sepanjang 2020 hanya ada 8 OTT, sedangkan pada 2021, per bulan September, lembaga antikorupsi itu hanya melakukan 5 OTT.

Itulah beberapa penjelasan terkait apa itu OTT. Sejauh ini, masyarakat masih percaya bahwa OTT merupakan senjata ampuh untuk mereduksi korupsi di Indonesia. Selain itu, KPK pernah tampak begitu garang saat operasi tersebut kerap digelar dan membuahkan hasil.