5 Contoh Pemanis Buatan dan Dampaknya bagi Kesehatan

ERA.id - Pemanis buatan sudah menjadi barang yang umum ditemui dalam berbagai makanan dan minuman kemasan. Salah satu contoh pemanis buatan yang dikenal masyarakat adalah sakarin.

Penambahan pemanis buatan dalam produksi makanan bisa untuk menambah cita rasa dan menekan biaya produksi. Pemanis buatan menjadi pengganti gula. Bahan ini dibuat melalui proses kimiawi, tidak seperti gula.

Ilustrasi gula (freepik)

Pemanis buatan dalam jumlah sedikit bisa lebih manis dibandingkan penggunaan gula alami. Selain itu, kalori yang dihasilkan oleh pemanis buatan juga lebih sedikit. Namun, konsumsi pemanis buatan secara berlebihan bisa memberikan dampak tidak baik bagi kesehatan.

Berikut ini beberapa jenis pemanis buatan yang perlu Anda ketahui dan dampaknya bagi tubuh, dikutip Era dari alodokter.

Contoh Pemanis Buatan yang Digunakan dalam Produk Kuliner

1. Sakarin

Sakarin bisa memberikan rasa manis 300 hingga 400 kali lebih kuat dari gula biasa. Dalam satu kali penyajian makanan olahan, penggunaan sakarin tidak boleh lebih dari 30 mg. Sementara, dalam penyajian minuman tidak boleh lebih dari 4 mg/10 ml cairan.

2. Sukralosa

Rasa manis yang dihasilkan oleh sukralosa bisa 600 kali lebih kuat daripada gula biasa. Sukralosa terbuat dari sukrosa. Sukralosa biasa digunakan untuk pembuatan produk makanan yang dipanggang atau digoreng. Konsumsi harian ideal sukralosa adalah 5 mg/kg berat badan.

3. Aspartam

Ilustrasi minuman berkarbonasi (unsplash)

Pemanis buatan ini biasa digunakan dalam pembuatan permen karet, agar-agar, sereal, dan minuman berkarbonasi. Aspartam memberikan rasa manis 220 kali lebih kuat daripada gula. Pemanis buatan ini mengandung asam aspartat, asam amino, fenilalanin, dan sedikit etanol.

4. Acesulfame potassium

Pemanis buatan sati ini stabil dalam temperatur tinggi dan mudah larut. Batasan konsumsi harian acesulfame potassium adalah 15 mg/kg berat badan.

5. Neotam

Neotam kerap digunakan dalam pembuatan makanan rendah kalori. Kandungannya hampir sama dengan aspartam, tetapi memiliki rasa manis 40 kali lebih kuat dari aspartam.

Jika dibandingkan dengan gula rafinasi, neotam memiliki rasa manis 8.000 kali lebih lebih kuat. Batasan konsumsi harian neotam adalah 18 mg/kg berat badan.

Dampak Pemanis Buatan

Secara umum, pemanis buatan cukup aman, dengan catatan tidak melebihi batas asupan harian. Namun, ada dugaan bahwa pemanis buatan bisa menyebabkan efek samping bagi sebagian orang.

Penggunaan pemanis buatan jenis sakarin dalam jangka panjang dikhawatirkan memicu kanker. Sementara, penggunaan aspartam bisa menimbulkan reaksi alergi bagi beberapa orang. Reaksi alergi tersebut ditandai dengan sakit kepala, kesulitan bernapas, ruam kulit, dan diare.

Selain dua jenis pemanis buatan tersebut, jenis lain diduga juga bisa menimbulkan sejumlah efek samping, seperti meningkatkan risiko penyakit ginjal, penyakit diabetes, dan gigi berlubang. Meski demikian, berbagai efek samping tersebut belum bisa dibuktikan sehingga butuh penelitian lebih lanjut.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan, ada kondisi tertentu yang tidak memperbolehkan konsumsi pemanis buatan, yaitu fenilketonuria. Ini merupakan kelainan genetik langka yang membuat tubuh penderitanya tidak bisa memecah fenilalanin. Zat tersebut ada pada sebagian pemanis buatan, misalnya aspartam dan neotam.

Demi menghindari dampak buruk pemanis buatan, sebaiknya konsumnya dibatasi. Jika punya kondisi kesehatan khusus, disarankan melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Hal tersebut juga berlaku bagi anak-anak dan ibu hamil.

Itulah beberapa contoh pemanis buatan dan dampak gangguan kesehatan yang bisa jadi ditimbulkan. Demi menjaga kesehatan diri dan keluarga, kehati-hatian perlu dilakukan.