Jadi Daerah Rawan, BPBD Bogor Pasang Sensor di Wilayah Potensi Bencana
ERA.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor memasang sensor di sejumlah wilayah rawan untuk mendeteksi bencana.
Berdasarkan hasil pemetaan untuk mitigasi bencana, sedikitnya ada tiga wilayah dengan potensi bencana cukup besar di Kabupaten Bogor. Di antaranya Kecamatan Sukajaya, Babakan Madang dan Kecamatan Gunung Putri.
“Seperti Bojongkoneng (Babakan Madang) potensi bencana pergerakan tanahnya sudah ada, maka kini menjadi perhatian kami. Begitu juga dengan beberapa wilayah lainnya seperti Sukajaya," kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor Jawa, Yani Hassan, Minggu (9/10/2022).
Yani menjelaskan, sensor bencana yang dipasang akan bekerja membantu BPBD untuk mengetahui kehadiran bencana yang dapat mengancam keselamatan warga.
“Dengan dipasangnya sensor tersebut setidaknya dapat membantu kami untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda bahaya atau tidak. Sehingga sebelum terjadinya bencana yang lebih parah kita bisa melakukan evakuasi terlebih dahulu,” jelasnya.
Untuk bencana pergeseran tanah, BPBD Kabupaten Bogor sebelumnya mencatat ada 22 dari 40 kecamatan di antaranya memiliki potensi bencana tersebut dengan rentan bahaya menengah hingga tinggi.
“Ada 22 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor yang berpotensi bencana pergeseran tanah, menengah-tinggi,” ungkap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko.
Kecamatan tersebut yakni Babakan Madang, Bojonggede, Cariu, Ciawi, Cibinong, Cigudeg, Cileungsi, Cisarua, Citeureup, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol, Klapanunggal, Leuwisadeng, Megamendung, Nanggung, Parung, Sukajaya, Sukamakmur, Sukaraja, Tajurhalang, dan Tanjungsari.
Menurutnya, dalam data yang didapat BPBD dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sebagai gambaran umum mengenai potensi pergeseran tanah sejak Agustus-September 2022 itu, juga tercatat ada 14 kecamatan yang memiliki potensi menengah-tinggi pergeseran tanah disertai banjir bandang atau aliran bahan rombakan.
“Aliran bahan rombakan atau debris flow merupakan fenomena di mana percampuran air, lumpur, dan kerikil mengalir dengan kecepatan tinggi terbawa aliran banjir,” jelasnya.
Kendati demikian, Aris mengklaim jika dari data tersebut, kondisi Kabupaten Bogor lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya, karena ada pengurangan beberapa wilayah yang berpotensi tinggi pergeseran tanah.
“Bagi wilayah yang terdapat potensi tersebut selalu siaga menghadapi bencana. Siapkan tas siaga bencana agar selalu tanggap dalam menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba,” ungkapnya.