Tantangan Berbisnis Kedai Kopi di Indonesia
Dilansir dari Antara, Adrian Zmith, pemilik i Koji Coffee, mengemukakan ada berbagai faktor yang berperan dalam mempertahankan bisnis kopi, dalam hal ini adalah kedai kopi.
Baca Juga : Transaksi Kopi Indonesia di Dunia Mencapai Rp80 M
"Tantangannya tempat dan momen ketika membuka kedai kopi," kata Adrian di konferensi pers Pekan Raya Indonesia 2018, Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Adrian bercerita, ketika baru membuat kedai kopi pada 2010 silam, ia terpaksa gulung tikar hanya dalam waktu dua tahun. Bukan masalah lokasi yang tidak strategis, tapi momen yang belum tepat.
"2010-2012 masih tren baru, jadi belum siap menerima, (belum banyak yang menikmati) kopi tanpa gula atau kopi dari daerah-daerah Indonesia," ujar dia.
Kini iklim bisnis kopi yang semakin membaik, lebih banyak varian kopi yang bisa dieksplorasi karena semakin banyak akses untuk bekerja sama dengan para petani kopi.
Lalu, dari segi popularitas, Indonesia punya potensi besar karena merupakan negara dengan posisi kelima besar di daftar negara produsen kopi terbesar dunia pada musim tanam 2016-2017.
Baca Juga : Kanawa Coffee, Saat Kopi Bertemu Produktivitas
Menurut Frista Debby Yanti, Marketing Komunikasi Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi di Indonesia (AEKI), masalahnya ada pada pemberian label.
Biasanya, kata Debby, orang-orang menjual kopi daerah Indonesia tanpa menyebutkan asal negara, hanya nama daerahnya, seperti Gayo dan Mandailing.
Baca Juga : Nyobain Kopi Es Tak Kie yang Legendaris
Belakangan, label Indonesia mulai banyak disematkan agar semakin banyak pencinta kopi mengetahui bahwa negeri ini menghasilkan kopi-kopi berkualitas.
"Sekarang banyak di kemasan kopi ada bendera Indonesia sama tulisan kopi Indonesia," katanya.
So, kamu siap merintis bisnis kedai kopi?