Soal Perang Bintang di Internal Polri, Anggota DPR Ini Singgung Nama Tito dan Idham Aziz
ERA.id - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa menilai, perang bintang di internal Polri tidak pernah ada. Namun, dia menyoroti soal kerusakan sistem di Korps Bhayangkara tersebut.
"Perang bintang menurut saya tidak ada, cuma sistem ini rusak," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Demond lantas menyinggung kedatangan tujuh mantan kapolri ke Mabes Polri pada 27 Oktober 2022 lalu, untuk menemui Kapolri Jenderal Lisyo Sigit. Dia mempertanyakan ketidakhadiran dua mantan kapolri, yaitu Tito Karnavian dan Idham Aziz.
Adapun para mantan kapolri itu meminta adanya perbaikan SOP (standard operating procedure) layanan diperbaiki.
"Kalau kita baca, kenapa para kapolri, para mantan kapolri tidak ada yang, tidak ngajak dua mantan kapolri lain? Berarti kan sudah jelas dong, dua (mantan) kapolri yang tidak ikut itu adalah sumber masalahnya," kata Desmond.
Politisi Partai Gerindra itu juga menyinggung soal Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Merah Putih yang dibentuk di era kepemimpinan Tito dan dilanjutkan di era Idham.
Saat itu, Satgasus Merah Putih diketuai oleh Ferdy Sambo yang kini menjadi tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana.
"Kalau kita telusuri Sambo, Sambo itu Satgassus. Siapa yang bikin satgassus? Ya Tito ya Idham," kata Desmond.
"Kerusakan apa yang terjadi hari ini disebabkan karena dua kapolri yang nggak bagus itu, gitu loh. Yang mantan-mantan kapolri nggak mau ngajak mereka," imbuhnya.
Untuk diketahui, isu perang bintang di internal Polri diunggap oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menyebut, sejumlah jenderal polisi mulai salaing membuka aib.
Hal ini disampaikan Mahfud merespons munculnya sosok Ismail Bolong yang mengklaim ditekan eks Karopaminal Divisi Propam Polri, Hendra Kurniawan untuk membuat video pengakuan menjadi pengepul batu bara ilegal dan menyetorkan uang sebesar Rp6 miliar ke Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto.
"Isu perang bintang terus menyeruak. Dalam perang ini para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu," kata Mahfud kepada wartawan, Minggu (6/11).
Mahfud pun menilai kondisi tersebut mesti cepat diselesaikan.
"Ini harus segera kita redam dengan mengukir akar masalahnya," kata dia.
Belakangan, Ismail Bolong mengklarifikasi video pengakuannya itu. Dia mengaku, video yang tersebar itu dibuat pada Februari 2022 di bawah tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan yang ketika itu menjabat Karopaminal Divisi Propam Polri.