Apa Itu Komunike dan Hasil dari Deklarasi KTT G20 di Bali
ERA.id - Istilah “komunike” menjadi populer setelah sisebut-sebut dalam pertemuan KTT G20 di Bali. Lantas apa itu komunike? Mari simak pengertiannya melalui artikel ini.
Apa Itu Komunike?
Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunika adalah pengumuman atau pemberitahuan resmi dari pemerintah (di surat kabar dan sebagainya), biasanya dikeluarkan sesudah selesai pertemuan diplomatik atau sesudah selesai kegiatan militer tertentu
Menurut Merriam-Webster
“Komunike” sendiri berdasarkan etimologi kamus Merriam-Webster, kata “communique” diambil dari bahasa Prancis “communiquer” yang memiliki arti untuk berkomunikasi. Komunike juga diambil dari bahasa Latin “communicare” yang menjadi kata yang populer digunakan sejak tahun 1852.
Menurut Oxford Learners Dictionaries
Sementara itu, menurut Oxford Learners Dictionaries komunike merupakan pernyataan atau laporan resmi yang ditujukan kepada media.
- Menurut Cambridge Dictionary
Cambridge Dictionary menjelaskan jika komunike memiliki arti sebagai berita atau pengumuman resmi yang dipublikasikan secara meluas.
Komunike dalam KTT
Komunike dalam dalam forum diskusi mancanegara atau KTT menjadi tradisi para pemimpin dan delegasi negara-negara peserta. Keputusan komunike menjadi hasil akhir yang merangkul inisiatif dan kebijakan dan lanjut dari dari pertemuan tingkat menteri sebelum diadakannya KTT.
Komunike dalam KTT G20
Komunike dalam KTT G20 menjadi kesepakatan bersama anggota G20 yang berisikan komitmen dan pernyataan yang disampaikan kepada publik. Komunike G20 berisi isu-isu dunia saat ini yang kerap menjadi perhatian bersama dan menjadi hasil konsensus anggota forum.
Hasil Komunike G20 di Bali
BBC hingga saat ini menjadi media yang menuliskan hasil dari komunike atau deklarasi akhir KTT G20 Negara-negara G20 di Bali, pada Selasa (16/11). Adapun isi komunike tersebut adalah mengecam perang di Ukraina dan menuntut agar Rusia segera menarik pasukannya tanpa syarat.
Perlu diketahui, KTT G20 di Bali sudah resmi ditutup oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi kemudian menyerahkan presidensi G20 kepada Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi
Komunike akhir tersebut berisi jika anggota G20 "menyesalkan dengan sangat keras agresi oleh Rusia terhadap Ukraina." Dan, "menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina," demikian komunike akhir itu.
Selain itu, juga dijelaskan jika perang di Ukraina "berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global" dan "menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan."
Komunike G20 menyatakan, perang di Ukraina juga "meningkatkan kerawanan energi dan pangan hingga risiko stabilitas keuangan."
Dengan demikian, pada anggota G20 juga mendesak seluruh negara menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral guna menjamin perdamaian dan stabilitas.
Rusia Menentang Komunike G20
Meskipun sebagian besar anggota G20 menyepakati komunike dan mengecam keras perang di Ukraina, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengkritik negara-negara Barat atas apa yang ia gambarkan sebagai "politisasi" deklarasi G20.
Adapun Lavrov telah meninggalkan Bali pada Selasa malam (15/11), satu hari sebelum KTT G20 selesai, menurut kantor berita Rusia, Tass. Hal tersebut dilakukan di tengah laporan yang menyebutkan ibu kota Ukraina, Kyiv, digempur misil.
Perlu diketahui, seruan agar Rusia mengakhiri perang di Ukraina banyak dilontarkan dalam pertemuan puncak G20 sejauh ini.
Bahkan Lavrov juga hadir ketika Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak menentang apa yang ia sebut "perang barbar" di Ukraina dan meminta "rezim Putin" untuk "angkat kaki" dari negara itu.
Selain apa itu komunike, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…