7 Kebiasaan Baik Orang Jepang yang Bisa Jadi Contoh, Salah Satunya Sangat Menjaga Kebersihan
ERA.id - Jepang kembali menjadi sorotan dalam gelaran Piala Dunia. Para fan dari negara Samurai memunguti sampah di area bangku penonton stadion Piala Dunia 2022 Qatar setelah pertandingan berakhir. Hal tersebut dilakukan meski tim yang berlaga bukanlah Jepang. Sebenarnya, ini tidak terlepas dari kebiasaan orang Jepang.
Seperti diketahui, Jepang merupakan negara maju yang terkenal akan kecanggihan teknologi dan kelestarian budayanya. Selain itu, lingkungan di Jepang terbilang bersih. Hal tersebut terjadi karena masyarakat Jepang, secara umum, cinta kebersihan. Dikutip Era dari IDN Times, berikut adalah beberapa kebiasaan orang Jepang.
7 Kebiasaan Orang Jepang yang Patut Ditiru
1. Menjaga kebersihan
Jika Anda datang ke Jepang, sampah berserakan bukanlah pemandangan yang umum ditemukan. Bukan berarti tidak ada tempat kotor, tetapi sebagian besar tempat di Jepang bersih dari sampah.
Masyarakat Jepang memiliki kebiasaan untuk membuat sampah pada tempatnya. Mereka memiliki pola pikir yang sudah tertata untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Ketika masyarakat Jepang sedang berkunjung ke suatu tempat—misalnya destinasi wisata—mereka akan memperhatikan kebersihan tempat tersebut. Jika tak ada tempat sampah yang bisa ditemukan, mereka akan menyimpan sampah yang mereka ingin buang, kemudian membuangnya ketika sudah melihat tempat sampah.
2. Sopan
Sebagian masyarakat Indonesia terkenal dengan kesopanannya. Sementara, di Jepang hal tersebut bukan hanya menjadi budaya daerah, melainkan budaya negara. Selain kebersihan, masyarakat Jepang punya kesadaran yang tinggi terhadap kesopanan dan ketertiban.
Hal tersebut bisa dilihat saat mereka saling memberi sapaan. Masyarakat Jepang memang dikenal cukup individualis, tetapi ketika bertemu dengan orang yang dikenal atau orang tertentu (bukan orang asing biasanya), mereka akan bersikap sopan.
3. Rasa malu tinggi
Rasa malu juga menjadi hal yang sudah membudaya di masyarakat Jepang. Rasa malu di sini maksudnya malu ketika berbuah salah. Jika mereka melakukan sebuah kesalahan, mereka akan mengakuinya dan meminta maaf.
Salah satu contoh dari hal ini adalah kasus yang dialami oleh Menteri Olahraga Jepang, Hakubun Shimomura. Dia diketahui mengundurkan diri terkait pembatalan rencana pembangunan stadion untuk Olimpiade 2020 di Tokyo akibat pembengkakan biaya. Tak hanya itu, dia mengembalikan gajinya selama 6 bulan ketika menjadi menteri.
4. Bersepeda ke sekolah
Anda pasti tahu bahwa Jepang merupakan negara penghasil berbagai alat transportasi. Mobil dan sepeda motor mereka tersebar di seluruh dunia, belum lagi ada kereta cepat berteknologi tinggi. Namun, pelajar di Jepang umumnya lebih memilih sepeda untuk berangkat dan pulang sekolah dibandingkan menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi.
5. Transportasi umum lebih utama
Berlanjut dari hal di atas, kebiasaan untuk tidak menggunakan mobil pribadi tidak hanya dilakukan oleh para pelajar. Secara umum, masyarakat Jepang lebih memilih menggunakan transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.
Salah satu sebab mereka memilih menggunakan kendaraan umum adalah orang yang membeli kendaraan pribadi harus punya lahan parkir sendiri atau menyewa lahan parkir. Sementa, harga sewa lahan parkir tidaklah murah. Selain itu, pajak di sana juga tergolong tinggi.
6. Tenang di transportasi umum
Saat Anda ada di dalam transportasi publik di Jepang, salah satu kesan yang cepat didapatkan adalah kesunyian. Orang yang menggunakan transportasi umum di Jepang ada banyak sekali, tetapi mereka tetap tenang dan tidak berisik ketika ada di dalamnya.
Tak jarang, orang Jepang akan mematikan ponsel atau menjelaskan kepada penelepon bahwa dirinya sedang di dalam transportasi umum untuk kemudian mematikannya.
7. Etos kerja tinggi
Salah satu yang khas dari orang Jepang adalah punya semangat berkerja yang tinggi. Tak jarang orang menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat kerja. Ini bisa menjadi hal baik, tetapi juga buruk, tergantung cara menyikapinya.
Sebagian orang Jepang menjadi kurang aware dengan kehidupan pribadi atau keluarga karena terlalu berlebihan dengan pekerjaan mereka. Sementara, jika kebiasaan orang Jepang ini bisa dilakukan dengan tepat, tentu hasil maksimal lebih mungkin untuk didapatkan.