Love Bombing Adalah Kesenangan Fana, Inilah Bahaya dan Tujuan Sebenarnya

ERA.id - Arawinda Kirana angkat bicara terkait isu perselingkuhan yang mencatut namanya. Berdasarkan klarifikasi yang diunggah oleh manajemen, Arawinda Kirana merupakan korban love bombing dan manipulasi oleh si laki-laki—yang telah memiliki istri dan anak. Love bombing adalah berbagai perlakuan berlebihan bernada cinta kepada seseorang.

"Pria tersebut mulai memberikan love bombing terhadap talent kami secara intens selama hampir 2 minggu melalui perhatian, kata-kata manis, chat dan emoji flowers, love, hugs (chat masih tersimpan)," bunyi keterangan di akun Instagram @kite.entertainment, Selasa, 29 November.

Apakah penyampaian perasaan kasih sayang kepada seseorang adalah hal yang salah? Untuk memahami lebih jauh mengenai love bombing, simak penjelasan berikut.

Pengertian Love bombing

Ilustrasi pasangan memberikan hadiah (unsplash)

Dikutip Era dari klikdokter, love bombing adalah tindakan fisik dan verbal berupa ekspresi kasih sayang berlebih yang diberikan oleh pasangan. Orang yang melakukan love bombing bisa membombardir pasangannya dengan perhatian, pujian, hadiah, dan kasih sayang secara lebai.

Jika mendapatkan perlakuan tersebut, ada baiknya Anda tidak senang terlebih dahulu. Perilaku love bombing biasanya dilakukan oleh sosiopat, narsistik, dan manipulator.

Tujuan dari perilaku tersebut adalah memanipulasi hubungan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Pelaku love bombing menghadirkan hubungan yang terlalu penuh dengan cinta sehingga pasangan tidak mengetahui maksud dari perbuatan itu.

Akibat dari hal tersebut, korban atau pihak yang diberi love bombing tidak menyadari sedang dimanipulasi sehingga enjoy saja dengan hal tersebut. Tak hanya itu, sang korban malah bingung saat ada orang yang mempertanyakan hubungan yang tampak aneh tersebut.

Bahaya dari Love bombing

Ikhsan Bella Persada, psikolog, menjelaskan bahaya dari love bombing. Perilaku ini bisa menyebabkan pasangan yang mendapat perlakuan love bombing bingung dan terkekang. Orang tersebut akan bertanya-tanya dengan apa yang sedang ia alami, apakah bentuk kasih sayang atau perilaku mengganggu.

Secara umum, love bombing bisa terjadi pada masa awal hubungan, yaitu masa pendekatan atau kerap disebut PDKT. Namun, terdakang si korban malah menilai si pelaku love bombing sebagai orang yang menarik karena terus membanjirinya dengan perhatian.

Love bombing juga kerap terjadi saat terjadi konflik dalam hubungan asmara, bahkan setelah putus hubungan. Memberikan maaf dan kesempatan kedua untuk mantan pasangan tidak selalu salah. Namun, jika orang tersebut menunjukkan sikap meremehkan saat meminta maaf, berjanji tidak mengulangi, dan mengirimkan hadiah secara berlebihan, hal tersebut perlu diwaspadai.

Love bombing merupakan tindakan yang kerap terjadi dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pelaku bersikap secara dramatis untuk menyatakan bahwa dirinya sangat mencintai Anda. Tujuannya agar Anda tetap bersedia menjalin hubungan dengan orang tersebut.

Meski demikian, pelaku love bombing tidak mengubah perilaku buruknya. Orang tersebut hanya butuh kontrol atas korbannya dan kemudian tetap berperilaku buruk seperti sebelumnya.

Si pelaku awalnya menghadirkan hubungan yang penuh dengan kasih sayang sehingga si korban nyaman dan tidak sadar dengan maksud di baliknya. Seiring berjalannya waktu, pelaku semakin menuntut, mendominasi, mudah cemburu sehingga si korban kepayahan. Jika si korban pada suatu saat menyampaikan penolakan, pelaku mengungkit hal-hal yang telah dia berikan.  

Korban dari perlilaku ini bisa merasa bergantung kepada pelaku sehingga sulit untuk membuat keputusan sendiri. Love bombing adalah perilaku yang merusak kesehatan emosional korban. Selain itu, kondisi finansial atau bahkan nyawa korban bisa terancam.