Ingatkan Jokowi soal Reshuffle Kabinet, PDIP: Harus dengan Kalkulasi yang Cermat
ERA.id - Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengingatkan agar Presiden Joko Widodo melakukan kalkulasi secara cermat sebelum melakukan perombakan kabinet atau reshuffle. Hal ini merespons isu reshuffle yang santer terdengar sejak akhir tahun 2022.
"Kita melihat bahwa reshuffle harus dilakukan dengan kalkulasi yang cermat," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, dikutip Selasa (10/1/2023).
Selain itu, reshuffle juga harus dipastikan membawa peningkatan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Dan harus betul-betul membawa perubahan di dalam peningkatan kinerja pemerintah," katanya.
Terkait apakah nantinya PDIP bakal mendapat jatah kursi menteri, Hasto menekankan bahwa hal tersebut merupakan hak prerogatif Jokowi selaku kepala negara.
"Bagi PDI Perjuangan, sekali lagi, masalah reshuffle itu hanya bisa terjadi atas kehendak presiden," tegasnya.
Apabila nantinya Presiden Jokowi meminta kepada PDIP untuk disiapkan tokoh dari partainya untuk menduduki posisi menteri. Dia memastikan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pasti akan memberikan kader terbaiknya.
Sebagai contoh, pada saat reshuffle terakhir, Presiden Joko Widodo menunjuk mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai Menteri PAN-RB menggantikan almarhum Tjahjo Kumolo.
"Sekiranya presiden meminta dari PDIP, kami, Bu Mega akan memberikan yang terbaik sesuai kriteria yang diminta oleh bapak Presiden Jokowi," kata Hasto.
"Misalnya seperti Pak Anas kemarin, ya Alhamdulillah. Tapi semua adalah keputusan presiden," ucapnya.
Seperti diketahui, isu reshuffle kembali mencuat sejak akhir tahun 2022. Presiden Joko Widodo juga beberapa kali memberikan sinyal akan merombak kembali kabinetnya.
Teranyar, Presiden Joko Widodo buka-bukan kapan akan merombak kabinet. Sambil berkelakar, orang nomor satu di Indonesia itu bakal melalukan reshuffle besok.
Hal itu disampaikan di sela-sela kunjungan kerja ke Dumai, Riau, Kamis (5/1/2023).
"Besok, ya besok," kata Jokowi.
Namun, dia langsung menambahkan bahwa kata 'besok' bisa berarti keesokan hari, lusa, bahkan pekan depan.
"Ya besok bisa Jumat, bisa Senin, bisa Selasa, bisa Rabu," kata Jokowi.