Fakta-fakta Cap Go Meh yang Menarik dan Perlu Diketahui
ERA.id - Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan perayaan Cap Go Meh. Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang memiliki makna malam ke-15. Sebab momem ini selalu jatuh pada hari ke-15 setelah perayaan Imlek dan menjadi rangkaian penutup acara tahun baru China. Masyarakat Tionghoa menyelenggarakan acara ini dengan begitu meriah sebagai ungkapan rasa syukur serta harapan agar semua urusan di waktu yang akan datang berjalan dengan lancar. Lalu, apa saja fakta-fakta cap go meh yang menarik? Simak penjelasannya di bawah ini.
Sejarah Awal Mula Perayaan Cap Go Meh
Sejarah Cap Go Meh diketahui bermula dari sebuah ritual penghormatan kepada Dewa Thai Yi di abad ke-17 pada masa pemerintahan Dinasti Han. Momen sakral ini diselenggarakan secara tertutup untuk keluarga istana dan para raja. Hingga akhirnya saat masa pemerintahan Dinasti Han berakhir, perayaan Cap Go Meh mulai populer di kalangan masyarakat umum dan dirayakan dengan lebih luas oleh berbagai kalangan.
Dilaksanakan dengan Festival Lampion
Selain identik dengan warna merah yang selalu terlihat mentereng sejak momen Imlek tiba, dalam rangkaian perayaan Cap Go Meh juga dihadirkan pula festival lampion. Dalam perayaan masyarakat Tiongkok, lampion ini kerap kali digunakan karena mengandung arti sebagai simbol keberuntungan, dan juga didominasi warna merah yang mewakili lambang kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa penyelenggaraan festival lampion yang meriah akan membuka jalan dan melimpahkan rezeki dalam kehidupan mereka.
Tradisi tarian barongsai
Selain festival lampion dan kuliner khasnya, momen Cap Go Meh juga kurang lengkap rasanya jika tidak dilengkapi kehadiran barongsai. Tradisi yang sudah begitu melekat dalam acara kaum Tionghoa ini umumnya digelar di sepanjang jalan besar dengan harapan mampu mengusir hal negatif dan juga membawa kesuksesan serta keberuntungan. Arak-arakan barongsai juga diselenggarakan dengan iringan musik khas Imlek yang begitu ikonik.
Perayaan unik Cap Go Meh di Indonesia
Perayaan Cap Go Meh di Indonesia tentunya berbeda dengan di negara asalnya, China. Keturunan Tionghoa di tanah air rata-rata mempunyai tradisi yang muncul dari akulturasi budaya nusantara. Contohnya seperti perayaan Cap Go Meh yang digelar di Palembang, Sumatera Selatan, yang fokus di Klenteng Hok Tjing Rio, Pulau Kemaro. Selanjutnya ada juga kirab budaya di Salatiga, Jawa Tengah, yang dirayakan meriah dengan arak-arakan berisi patung dewa, lengkap dengan pertunjukan budaya lokal.
Kuliner khas yang wajib dihidangkan
Dalam perayaan Cap Go Meh juga biasanya dilengkapi dengan makanan yang wajib disajikan di meja makan. Salah satunya yaitu mi panjang umur yang menjadi simbol doa dan harapan agar diberi kesehatan dan juga umur yang panjang. Tahukah Anda, mi ini memiliki panjang mencapai 2 meter.
Selain mi panjang umur, ada juga lontong Cap Go Meh yang menjadi makanan peranakan-Jawa. Diketahui, hidangan ini juga menjadi pengganti yuanxiao yang bahannya berasal dari tepung beras. Sebab, pada zaman dahulu yuanxiao sulit didapatkan dan akhirnya para perantau dari China yang kebanyakan menikah dengan orang Indonesia, menjadikan hidangan lontong ini dengan anggapan mengandung makna yang mirip. Dalam satu porsi lontong Cap Go Meh, biasanya terdiri dari perpaduan lontong, sambal kentang, ayam opor, dan telur rebus.
Nah, demikianlah penjelasan tentang fakta-fakta Cap Go Meh yang menarik dan menjadi daya tarik bagi siapa pun yang hadir dalam perayaan tersebut.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…