Penyebab Pikun pada Lansia dan Gejala-Gejala yang Harus Diketahui
ERA.id - Pikun, atau sering juga disebut dengan demensia, adalah kondisi yang terjadi pada lansia dimana kemampuan kognitif dan ingatan mereka menurun drastis. Lantas apa saja penyebab pikun pada lansia, tanda-tandanya dan bagaimana pencegahannya?
Pikun pada lansia bisa sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia dan juga bisa membebani anggota keluarga atau perawat yang merawat mereka.
Apa itu Demensia?
Dilansir dari laman WHO, demensia adalah suatu sindrom yang biasanya bersifat kronis atau progresif dan menyebabkan kemunduran fungsi kognitif (yaitu kemampuan untuk memproses pemikiran).
Demensia dapat mempengaruhi daya ingat, pemikiran, orientasi, pemahaman, kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian. Kesadaran tidak terpengaruh. Penurunan fungsi kognitif biasanya disertai, dan kadang-kadang didahului, oleh perubahan suasana hati, kontrol emosi, perilaku, atau motivasi.
Perlu diketahui, demensia diakibatkan oleh berbagai penyakit dan cedera yang secara primer atau sekunder mempengaruhi otak, seperti penyakit Alzheimer atau stroke.
Selain itu, demensia saat ini merupakan penyebab kematian ketujuh di antara semua penyakit dan salah satu penyebab utama kecacatan dan ketergantungan di antara para lansia di seluruh dunia.
Demensia juga memiliki dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi, tidak hanya bagi penderita demensia, tetapi juga bagi pengasuh, keluarga, dan masyarakat luas. Sering kali terdapat kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang demensia, yang mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam diagnosis dan perawatan.
Tanda dan gejala Demensia
Demensia mempengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, tergantung pada penyebab yang mendasari, kondisi kesehatan lainnya, dan fungsi kognitif orang tersebut sebelum menjadi sakit. Tanda dan gejala yang terkait dengan demensia dapat dipahami dalam tiga tahap.
Tahap awal
Tahap awal demensia sering terabaikan karena onsetnya bertahap. Gejala yang umum terjadi meliputi:
● pelupa
● kehilangan jejak waktu
● tersesat di tempat-tempat yang sudah dikenal.
Tahap tengah
Seiring dengan perkembangan demensia ke tahap tengah, tanda dan gejalanya menjadi lebih jelas dan mungkin termasuk:
● menjadi pelupa akan kejadian-kejadian yang baru saja terjadi dan nama-nama orang
● menjadi bingung saat berada di rumah
● mengalami peningkatan kesulitan dalam berkomunikasi
● membutuhkan bantuan untuk perawatan pribadi
● mengalami perubahan perilaku, termasuk mengembara dan bertanya berulang-ulang
Tahap akhir
Tahap akhir demensia adalah tahap ketergantungan dan ketidakaktifan yang nyaris total. Gangguan memori yang serius dan tanda dan gejala fisik menjadi lebih jelas dan mungkin termasuk:
● menjadi tidak sadar akan waktu dan tempat
● mengalami kesulitan mengenali kerabat dan teman
● memiliki kebutuhan yang meningkat akan bantuan perawatan diri
● mengalami kesulitan berjalan
● mengalami perubahan perilaku yang dapat meningkat dan termasuk agresi.
Apa Saja Penyebab Pikun pada Lansia?
Penyebab pikun pada lansia bisa beragam, mulai dari faktor genetik hingga pola hidup yang tidak sehat. Namun, ada beberapa penyebab umum yang bisa memperburuk kondisi pikun pada lansia.
Usia Lanjut
Penyebab utama pikun pada lansia adalah usia lanjut. Semakin tua usia seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mengalami penurunan kemampuan kognitif. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah neuron di otak dan juga penurunan produksi beberapa zat kimia penting dalam otak.
Faktor Genetik
Selain usia, faktor genetik juga bisa mempengaruhi risiko seseorang untuk mengalami pikun. Jika ada anggota keluarga yang mengalami pikun, maka risiko untuk mengalami kondisi serupa juga lebih besar.
Kesehatan Fisik yang Buruk
Kesehatan fisik yang buruk juga bisa memperburuk kondisi pikun pada lansia. Beberapa penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung bisa mempengaruhi kesehatan otak dan mempercepat penurunan kemampuan kognitif.
Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Gaya hidup yang tidak sehat juga bisa menjadi faktor penyebab pikun pada lansia. Konsumsi alkohol dan merokok yang berlebihan bisa merusak kesehatan otak dan mempercepat penurunan kemampuan kognitif. Kurangnya aktivitas fisik dan tidak adanya aktivitas sosial juga bisa memperburuk kondisi pikun pada lansia.
Penyakit Tertentu
Beberapa jenis penyakit tertentu juga bisa memperburuk kondisi pikun pada lansia. Contohnya seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer, yang memiliki gejala pikun sebagai salah satu tanda awalnya.
Dalam rangka mencegah dan mengatasi pikun pada lansia, maka perlu dilakukan tindakan preventif dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
● Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, dan ikan laut. Makanan tersebut mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh otak dan dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.
● Berolahraga secara teratur, minimal 30 menit setiap hari. Olahraga bisa membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan memperbaiki fungsi kognitif.
● Meningkatkan aktivitas sosial dengan bergaul dengan teman, keluarga, atau komunitas. Aktivitas sosial bisa membantu menjaga kebugaran mental dan meningkatkan kognitif.
Selain , ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…