Arti Warna Ungu di Hari Perempuan Internasional dan Sejarah yang Melatarbelakangi

ERA.id - Apa arti warna ungu di hari perempuan internasional? Artikel ini akan membahas secara lengkap.

Menurut teori warna, warna memancarkan perasaan dan emosi yang berbeda dalam kehidupan kita sehari-hari: putih melambangkan kemurnian atau kebersihan, merah membuat kita memikirkan bahaya atau pengorbanan, kuning membuat kita bahagia, dan hijau membawa kita kembali ke alam dan membuat kita rileks.

Arti Warna Ungu di Hari Perempuan Internasional?

Dilansir dari jbsa, secara simbolis ungu adalah warna yang telah digunakan selama berabad-abad untuk merepresentasikan kekayaan, kebangsawanan, kemegahan, dan kekuasaan.

Warna ungu juga merupakan warna yang digunakan sepanjang sejarah modern untuk mewakili perjuangan kesetaraan gender dan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret.

Pada awal abad ke-20, gerakan hak pilih perempuan di Inggris menggunakan tiga warna untuk mewakili perjuangan mereka: ungu, hijau, dan putih.

Menurut Kenneth Florey dalam bukunya, "Women's Suffrage Memorabilia: An Illustrated Historical Study," warna ungu dianggap sebagai representasi dari "darah bangsawan yang mengalir di pembuluh darah setiap perempuan yang memiliki hak pilih." Hijau mewakili harapan dan putih, kemurnian.

Sejarah Hari Perempuan Dunia

Pada tahun 1908, ratusan perempuan di New York City berdemonstrasi di Lower East Side, Manhattan, untuk menuntut serikat pekerja dan hak untuk memilih. Demonstrasi ini berlangsung pada 8 Maret, dan menghasilkan serikat pekerja permanen pertama untuk pekerja perempuan di AS setahun kemudian.

Sejarah Hari Perempuan Dunia (unsplash)

Berita tersebut menyebar ke Eropa, dan para wanita terinspirasi untuk mengambil tindakan.

Kemudian pada tahun 1910, Clara Zetkin mengusulkan ide Hari Perempuan Internasional selama Konferensi Internasional Perempuan Pekerja kedua di Kopenhagen, Denmark, dengan menyatakan:

"Perempuan di semua negara akan mengadakan Hari Perempuan setiap tahun, yang tujuan utamanya adalah untuk membantu tercapainya hak pilih perempuan. Hari Perempuan harus memiliki karakter internasional dan harus dipersiapkan dengan matang."

Usulan tersebut disetujui dengan suara bulat, dan Hari Perempuan Internasional pun dibentuk. Tahun berikutnya, pada tanggal 19 Maret 1911, jutaan orang di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss merayakan Hari Perempuan Internasional yang pertama.

Perserikatan Bangsa-Bangsa merayakan Hari Perempuan Internasional secara resmi untuk pertama kalinya pada tahun 1975, setelah mendeklarasikan tahun 1975 sebagai Tahun Perempuan Internasional.

Pada tahun 1978, apa yang sekarang dikenal sebagai Bulan Sejarah Perempuan dimulai di Amerika Serikat sebagai perayaan lokal di Santa Rosa, California, yang saat itu bernama Pekan Sejarah Perempuan.

Presiden Jimmy Carter adalah orang pertama yang mengeluarkan proklamasi Presiden yang menetapkan Pekan Sejarah Perempuan pada tanggal 8 Maret 1980.

Pekan Sejarah Perempuan Nasional terus dicanangkan setiap tahun di bulan Maret hingga tahun 1987, ketika Kongres mengesahkan undang-undang yang menetapkan bulan Maret sebagai Bulan Sejarah Perempuan.

Sejak saat itu, setiap tahun, Presiden AS telah mengeluarkan proklamasi tahunan yang menetapkan bulan Maret sebagai Bulan Sejarah Perempuan.

Dalam proklamasi Bulan Sejarah Perempuan tahun 2011 oleh Presiden Barack Obama, yang ditandatangani pada peringatan 100 tahun peringatan pertama Hari Perempuan Internasional, beliau menekankan "pencapaian luar biasa perempuan dan menghormati peran mereka dalam membentuk arah sejarah bangsa kita."

Pada akhir tahun 2017, agensi pemasaran dan media memperhatikan pengumuman warna Pantone untuk tahun 2018 - Ultra Violet. Menurut Pantone, warna ini mengkomunikasikan, "orisinalitas, kecerdikan, dan pemikiran visioner yang mengarahkan kita ke masa depan."

Menyusul perayaan ke-100 Hari Perempuan Internasional dan Ultra Violet yang diumumkan sebagai Warna Tahun Ini untuk tahun 2018, warna ungu mengalami kebangkitan yang paling populer dan menarik menjelang Hari Perempuan Internasional. The Suffragettes mungkin telah memulainya, tetapi era digital benar-benar mendorong warna ungu menjadi sorotan internasional.

Mesin pencari terpopuler di dunia, Google melalui Google Doodle 2018 juga memperingati Hari Perempuan Internasional dengan warna Ultra Violet. Mereka memanfaatkan kekuatan warna ungu pada saat itu dengan menggunakannya untuk merepresentasikan elemen-elemen dalam doodle mereka untuk dilihat oleh dunia. Mereka juga secara halus memasukkannya ke dalam teks penjelasan yang menjelaskan proyek tersebut.

Saat ini, warna ungu memiliki beragam makna bagi kelompok orang yang berbeda. Entah itu berbicara tentang Purple Heart, atau arti warna ungu dalam komunitas LGBTQ+, semuanya memiliki arti yang berbeda.

Selain arti warna ungu di hari perempuan internasional, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman