Rambut Menipis Hingga Botak, Kapan Sebaiknya Transplantasi Rambut Perlu Dilakukan?
ERA.id - Rambut rontok hingga menipis dan botak bisa mengganggu kepercayaan diri. Apabila Anda mengalami kebotakan dan rambut tipis contohnya, maka transplantasi rambut bisa menjadi pilihan terapi.
dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG,-KFER, MSc, Chief Executive Officer Bamed menjelaskan, terapi tanam rambut atau transplantasi rambut merupakan rangkaian operasi di kulit kepala yang dilakukan dengan memindahkan sel rambut yang sehat ke area yang mengalami kebotakan.
"Dengan transplantasi rambut, pasien dapat memiliki rambut kembali secara permanen. Untuk menentukan terapi ini, pasien wajib berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit dan kelamin yang tepat, untuk menentukan tindakan dan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien," ucapnya dalam acara peluncuran Bamed Hair Care baru-baru ini di Jakarta.
Lantas, kapan sebaiknya pasien perlu melakukan transplantasi rambut?
Dalam kesempatan yang sama dr. Firman Parrol, Sp.D.V.E, Spesialis Kulit & Kelamin menjabarkan, transplantasi rambut dapat dilakukan untuk beberapa kondisi seperti; Alopesia Andogenetika pada pria, Female pattern hair loss, Alopesia skar sekunder (pascatrauma, luka bakar, radioterapi, bedah), Alopesia triangular temporal, mundurnya garis rambut frontalis dan Alopesia akibat traksi, alis rontok (trauma, paskabedah, dicabuti) dan kerontokan bulu mata, janggut, bulu pubis.
"Kondisi lain yang belum disebutkan di atas mungkin dapat dilakukan tindakan transplantasi rambut namun penting dikonsultasikan dengan dokterspesialis dermatologi dan venereologi terlebih dahulu,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, transplantasi rambut sebaiknya dilakukan jika pasien sudah berusia lebih dari 20 tahun, memiliki rambut donor yang cukup tebal, dan memahami persepsi yang baik terhadap tindakan transplantasi rambut.
"Pasien yang kerontokannya masih progresif tidak disarankan melakukan transplantasi rambut karena kerontokannya masih mungkin bertambah. Penting ditekankan agar pasien memiliki ekspektasi yang realistis terhadap hasil tindakan sehingga tidak kecewa di kemudian hari,” tutup dr. Firman.