Ini Bahaya Menggelar Kasur di Kabin Mobil, Terutama saat Perjalanan Jauh

ERA.id - Lebaran tinggal menghitung hari. Masyarakat Indonesia banyak yang melakukan mudik untuk bertemu sanak saudara di kampung halaman. Jika Anda ingin mudik menggunakan mobil pribadi, ingatlah untuk tidak mengganti jok mobil dengan kasur. Terdapat bahaya menggelar kasur di kabin mobil, dan ini berkaitan dengan keselamatan.

Seperti diketahui, perjalanan mudik tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa. Anak yang masih kecil kerap diajak mudik untuk bertemu keluarga besarnya. Jika mudik dilakukan dengan mobil pribadi, orang tua kadang akan mengganti jok mobil bagian tengah dan belakang dengan bentangan kasur.

Tujuan dari hal ini adalah memberikan kenyamanan kepada si kecil. Mudik akan menempuh perjalanan yang lama dan melelahkan. Jika anak kecil kelelahan karena terlalu lama duduk, kemungkinan mereka akan sering menangis. Oleh sebab itu, terkadang orang tua berinisiatif menggelar kasur di kabin mobil agar bisa bergerak bebas dan tidak cepat lelah. 

Bahaya Menggelar Kasur di Kabin Mobil saat Perjalanan Jauh

Menurut Training Director Safety Defensive Consultant, Sony Susmana, perubahan kondisi kabin mobil seperti penggunaan kasur sebaiknya tidak dilakukan. Dia mengatakan, hal tersebut bisa memberikan efek yang lebih parah kepada penumpang jika terjadi kecelakaan.

“Bisa jadi justru perubahan kabin ini menimbulkan kecelakaan yang lebih parah, bisa malah fatal,” terang Sony, dikutip Era.id dari Kompas.

Anak kecil duduk di car seat (pexels)

Dia mengatakan, anak-anak pun tetap harus duduk di jok kendaraan dengan baik dan benar. Anak-anak tetap harus duduk dengan tenang menggunakan sabuk pengaman. Anak yang masih terlalu kecil bisa menggunakan car seat. Penggunaan alat tersebut juga telah dianjurkan oleh produsen kendaraan.

“Soal lelah, pengemudi bisa mengatur perjalanan serta komunikasikan dengan seluruh anggota keluarga untuk menyesuaikan kenyamanan pengemudi dan penumpang selama perjalanan. Atur waktu untuk bergantian menyetir dan beristirahat di rest area,” terang Sony.

Bahaya menggelar kasur di kabin sebagai pengganti jok adalah keselamatan berkendaran. Jika terjadi pengereman mendadak, membelok mendadak, atau terjadi benturan dengan kendaraan lain penumpang bisa terlempar sebab tidak terikat dengan sabuk pengaman secara benar. Risiko fatalitas lebih tinggi.

Hal senada disampaikan oleh Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu. Dia mengungkapkan, mengubah kabin mobil dengan kasur menyalahi konsep keselamatan berkendara.

“Pada dasarnya, berdasarkan fakta dan tes lainnya, segala sesuatu yang tidak terikat dalam kendaraan saat kendaraan tersebut mengalami benturan, terbalik, ataupun tertabrak, maka objek yang tidak terikat tadi akan bergerak dengan kecepatan saat tabrakan,” papar Jusri.

Dia mencontohkan, jika terjadi kecelakaan (tabrakan dari arah depan) saat mobil melaju dengan kecepatan 100 km/jam, objek di belakang yang tidak mengenakan sabuk pengaman akan melesat dengan kecepatan 100 km/jam.

“Bayangkan jika itu anak kecil, terbang dengan kecepatan seperti itu dapat memecahkan kepala saat dia menabrak tiang atau kaca,” jelasnya.

Kasur mungkin dinilai sebagai terobosan agar anak tidak rewel. Namun, itu bukanlah solusi. Keselamatan tetaplah utama, sedangkan bahaya menggelar kasur di kabin mobil—terutama saat perjalanan jauh seperti mudik—adalah nyata. Masyarakat diharapkan tetap mematuhi aturan keselamatan berkendara demi keluarga tercinta.