Apa Itu Lebaran Ketupat, Makna Mendalam ‘Laku Papat’ bagi Orang Jawa
ERA.id - Salah satu tradisi yang nantikan saat momen Idul Fitri adalah lebaran ketupat. Lebaran ketupat menjadi tradisi dalam masyarakat Jawa yang sudah dijalankan sejak zaman dulu dan dilestarikan hingga sekarang. Apa itu lebaran ketupat dan maknanya?
Lebaran ketupat menjadi salah satu tradisi penting bagi masyarakat Muslim di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tradisi ini diadakan tidak jauh dari waktu perayaan Idul Fitri, atau masih dalam nuansa hari kemenangan bagi umat Muslim. Masyarakat Jawa umumnya mengenal dua kali perayaan lebaran, yaitu ldul Fitri dan lebaran ketupat.
Lebaran ketupat merupakan tradisi unik yang memiliki sejarah panjang, serta mengadung makna mendalam bagi kehidupan masyarakat. Namun sebagian anak-anak muda era sekarang belum tahu apa itu lebaran ketupat dan maknanya.
Apa Itu Lebaran Ketupat?
Lebaran ketupat bagi masyarakat Jawa kerap disebut juga dengan kegiatan Syawalan. Sebagaimana namanya, lebaran ketupat selalu identik dengan ‘kupat’ atau ketupat. Di momen ini masyarakat Muslim di Jawa akan membuat ketupat sebagai hidangan makanan. Ketupat merupakan beras yang diisikan ke dalam anyaman daun kelapa dan dimasak dengan cara dikukus.
Pada saat lebaran ketupat, setiap keluarga akan membuat ketupat di rumah masing-masing. Hidangan ketupat dibuat untuk disantap bersama keluarga, teman dekat, maupun tetangga. Apabila Anda berkunjung ke rumah saudara atau tetangga maka bisa dipastikan akan mendapat suguhan ketupat. Biasanya hidangan ketupat akan disajikan dengan campuran menu lain, seperti opor ayam, kupat tahu, dan lainnya.
Kapan Waktu Lebaran Ketupat?
Lebaran ketupat dilaksanakan pada tujuh hari atau seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini diadakan tepat pada 7 atau 8 Syawal, dari hitungan 1 syawal saat Idul Fitri. Lebaran ketupat diadakan setelah menjalani puasa Syawal selama 6 hari. Hal ini merujuk dari sunnah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan kepada umat Muslim untuk berpuasa sunnah 6 hari pada saat bulan Syawal.
Sejarah Lebaran Ketupat Di Jawa
Berdasarkan laman NU Online, lebaran ketupat memiliki sejarah panjang yang pertama kali dikenalkan pada era Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari sembilan wali yang bertugas menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa.
Pada waktu itu, Sunan Kalijaga mengenalkan dua istilah lebaran atau ‘bakda’ kepada masyarakat Jawa, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda lebaran berlangsung pada saat pelaksanaan salat Ied atau satu syawal. Masyarakat akan merayakan Bakda Lebaran dengan berkunjung ke rumah saudara dan tetangga untuk silaturahmi dan saling memaafkan.
Sementara Bakda Kupat dilaksanakan 7 atau 8 hari setelah lebaran Idul Fitri. Pada waktu Lebaran Ketupat, masyarakat Muslim Jawa akan membuat ketupat sebagai hidangan baik untuk santapan pribadi dengan keluarga maupun dibagikan kepada saudara dan tetangga.
Makna Lebaran Ketupat
Lebaran ketupat tidak hanya menjadi kegiatan masak ketupat, namun juga mengandung makna mendalam di baliknya. Lebaran ketupat menjadi simbol dari rasa persaudaraan atau tali silaturahmi.
Ketupat dalam perayaan ini memiliki makna mendalam dan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kata ‘ketupat’ dikaitkan dengan kata dalam bahasa Jawa ‘ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan.
Selain memohon maaf, masyarakat Jawa juga memaknai ketupat sebagai ‘laku papat’ atau empat tindakan. Dalam masyarakat Jawa, empat tindakan yang dimaksud tersebut berasal dari istilah lebaran, leburan, laburan, dan luberan.
Lebaran berarti menandakan bahwa bulan puasa Ramadan telah berakhir. Leburan diartikan sebagai melebur atau habis, yang berhubungan dengan dihapuskannya dosa dan kesalahan. Laburan berasal dari kata kapur atau labur benda berwarna putih yang disimbolkan sebagai kesucian. Sementara luberan memiliki makna meluber atau melimpah, yang artinya ajakan untuk saling berbagi.
Demikianlah ulasan mengenai apa itu lebaran ketupat yang diadakan setelah Idul Fitri. Awalnya hanya masyarakat Jawa yang mengadakan tradisi ini. Namun seiring dengan banyaknya orang Jawa yang merantau, akhirnya tradisi ini pun menyebar. Setiap daerah memiliki cara masing-masing dalam merayakan lebaran ketupat.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…