Ibnu Jamil Bagikan Tips dan Keseruannya Untuk Mengajak Anak Aktif Berlari
ERA.id - Membagi waktu secara seimbang antara pekerjaan dan keluarga merupakan hal yang tidak mudah. Rutinitas pekerjaan yang padat kerap kali menyita waktu dan energi kita saat tiba di rumah dan menjadikan momen quality time bersama keluarga khususnya anak menjadi berkurang.
Padahal ada beberapa cara untuk membangun kedekatan bersama anak yang dapat dilakukan secara seru dan terbilang mudah namun tetap menyehatkan. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengajak anak untuk turut aktif olahraga bersama, tidak hanya orang tua, anak pun turut dapat merasakan manfaatnya.
Dilansir dari psychologytoday.com menyebutkan, bahwa salah satu indikator yang dapat memberikan prediksi tentang kesejahteraan seseorang di kemudian hari adalah kebiasaan berolahraga sejak usia dini, dari usia sekolah hingga usia dewasa.
Mengajarkan berolahraga sejak dini tentunya akan memberikan banyak manfaat baik bagi orang tua dan anak-anak, seperti meningkatnya daya intelegensi anak, mengajak anak untuk bisa belajar bekerjasama dan sportif, membangun kepercayaan dan quality time antara orang tua dan anak, mengurangi stress pada orang tua dan membuat anak lebih bahagia.
Bagaimana? Benar-benar definisi sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui bukan? Melalui olahraga, orang tua semakin bugar, dan anak-anak pun senang.
Di kompetisi lari Lazada Run yang akan diadakan tanggal 11 Juni nanti, Lazada menyediakan kategori khusus anak, yaitu Kids Dash. Mendukung #TambahSehatKeHidupmu, kategori ini merupakan fun run 100 meter yang disediakan untuk keluarga dan bisa diikuti oleh anak-anak usia 5 – 12 tahun.
Tidak hanya anak, orang tua juga bisa mengikuti dash run sebagai rute tambahan dari rute 5K, 10K atau 21K mereka, sehingga bisa berpartisipasi dalam aktivitas grup yang seru. Kegiatan ini pastinya bisa menjadi salah satu referensi untuk memulai langkah sehat bersama si kecil.
Lalu bagaimana caranya agar anak mau aktif berolahraga? Berikut tips dari Ibnu Jamil yang ditemui saat sedang menghabiskan waktu berolahraga bersama anak-anaknya dalam mempersiapkan diri untuk ikut kompetisi lari, Lazada Run. Yuk disimak!
1. Dimulai dari orang tua. Loh kok orang tua?
Menurut Ibnu, anak adalah cerminan orang tua, maka mengajarkan anak untuk mulai rutin berolahraga harus dimulai dari orang tua. Anak memiliki kecenderungan untuk mencontoh keseharian yang ditunjukkan orangtua, khususnya sang ayah.
Dimulai dari bangun pagi yang diawali dengan minum air putih terlebih dahulu, kemudian melanjutkan olahraga rutin dengan workout singkat seperti lari keliling komplek selama 30 menit setiap harinya, tanpa disadari akan membuat anak melihat bahkan tertarik meniru hal tersebut. Maka, mulailah libatkan anak dalam kegiatan olahraga mu!
2. Gunakan bahasa yang ringan dan menyenangkan untuk si kecil
Sekilas komunikasi memang tampak sederhana, tapi cara berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan juga beragam, apalagi jika berkomunikasi dengan anak-anak. Untuk mengajak anak ikut terlibat dalam melakukan sesuatu, perlu dimulai dengan obrolan kecil yang mudah dimengerti oleh si kecil.
Kalimat 'Ayo berolahraga, biar kamu sehat' yang terkesan kurang fun untuk anak, bisa menjadi lebih menarik ketika kita mengkomunikasikannya dengan bahasa yang dianggap menarik oleh si kecil seperti 'Ikut ayah main di GBK yuk! Nanti kamu bisa explore apapun disana'.
Gimana? Jauh lebih menarik bukan? Anak tidak akan merasa bahwa olahraga itu suatu hal yang berat namun menjadi bagian dari kegiatan “bermain” bersama sang Ayah, dan dengan memberikan kebebasan untuk si kecil explore, akan menambah nilai fun untuk si kecil memulai langkah sehatnya.
3. Ikuti ritme anak dan utamakan kenyamanannya
Setelah berhasil mengkomunikasikan ajakan olahraga bersama si kecil, maka para orangtua mulai bisa mengajak sang anak untuk ikut aktif di kegiatan olahraga dengan konsep yang lebih besar, dan tentunya dilakukan bersama-sama.
Ajak anak untuk berpartisipasi di salah satu acara atau kompetisi olahraga seperti olahraga lari. Dimulai dari rute khusus anak dengan aktivitas trek lari yang pendek namun menarik, seperti lari sambil memecahkan games, atau permainan ketangkasan yang dapat menstimulasi perkembangan si kecil.
Ibnu menekankan bahwa mengikuti ritme anak sangatlah penting, karena dengan anak akan merasa nyaman dan tidak terpaksa, hal tersebut perlahan akan membentuk kepercayaan diri mereka. Setelah berolahraga, orang tua dapat mengajak anak ke area anak untuk menambah aktivitas seru lainnya untuk si kecil.
4. Beri reward untuk si anak aktif
Setelah semua kegiatan olahraga tersebut dilakukan oleh si kecil, dan si kecil happy melakukannya, jangan lupa memberikan reward sebagai apresiasi karena sudah berhasil melakukan hal positif.
Hal ini juga bisa menjadi afirmasi untuk dirinya agar bisa menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan rutin yang bermanfaat untuk dirinya. Orangtua bisa mulai memperkenalkan anak dengan barang-barang yang dapat menunjang aktivitas olahraganya, seperti sepatu lari khusus anak, pakaian olahraga dan perlengkapan lari yang menunjang penampilannya seperti baju lari berdaya serap tinggi khusus anak, topi anti sinar UV untuk si kecil.
Ingat, pastikan mereka menentukan sendiri barang-barang pilihan mereka, bebaskan mereka untuk memilih sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini akan menjadi salah satu pemacu semangat baru untuk mereka tetap rutin berlari.